Klaster 1 - Dapur Part 1
Saya suka dengan materi minggu ini, dapur...hihihi. Tempat nongkrong
ibu-ibu disetiap rumah dan tempat
menuangkan cinta seorang ibu menjadi sepiring makanan. Gimana kalau dapur kita berantakan dan bikin
gak betah? Apa iya akan tercipta makanan lezat yang menggugah citarasa
keluarga? Jawabannya tentu tidak ya, boro-boro mau masak ngeliat dapur aja
rasanya senewen ato sumpek mungkin ya. Hahaha...
.
Thats why saat dulu saya mulai
merancang interior rumah, dapur merupakan prioritas pertama buat saya. Belum
punya sofa, meja makan, bahkan ranjang tempat tidur saya memilih nabung untuk
bikin kitchenset. Karena space untuk dapur di dapur rumah kami yang perumahan
ini mayan sempit ya, Cuma 3 x 2 meter sehingga harus pinter ngakali dan design
agar tidak penuh barang dan sumpek. Sayapun nyebut dapur dirumah sebagai “dapur
senggol”, karena bener-bener Cuma cukup untuk 1 orang kalo ada 2 orang didapur
bisa senggol-senggolan.
.
Area dapur dirumah juga sebagai area cuci, karena mesin cuci saya letakkan
disebelah sink cuci piring. Tapi jemurnya didepan rumah, monmaap rumah kami
RSSSSS jadi yaudah lah memanfaatkan lahan secara maksimal. Selain mesin cuci,
didapur kami ada kitchenset, kulkas dan meja untuk naruh magicom dll. For
details, lets check this out :
Proses
Decluttering
Peralatan didapur saya sebenarnya tidak terlalu banyak, karena selain
dapurnya senggol juga saya ndak hobi koleksi peralatan masak. Malah kebanyakan
barang didapur adalah warisan dari ibuk, seperti wajan, panci, piring, sendok
dll. Namun, dari masing-masing kategori saya membuat beberapa sub kategori.
Peralatan Makan :
Untuk peralatan makan saya bagi jadi 4, yaitu peralatan makan untuk Echa
yang ditaruh didalam dishdryer diatas meja yang isinya piring mangkuk melamin
dan plastik serta gelas botol plastik yang kegunaannya memang untuk Echa.
Peralatan makan dari keramik dan kaca untuk sehari-hari di kabinet bawah kompor
terdiri dari piring, mangkuk, mug yang terbuat dari kaca/keramik. Peralatan
makan yang jarang dipakai atau hanya dipakai saat ada tamu ditaruh di rak
piring kabinet atas, sepertinya ada selusin piring, beberapa gelas kaca dan
teko plastik serta gelas plastik. Dan yang terakhir lunchbox dan container box
untuk membawa bekal serta food preparation mingguan saya taruh di 2 tempat,
yaitu kabinet atas dan bawah meja (karena gak cukup).
Peralatan Memasak :
Dibagi jadi 2 saja, yang dipakai sehari-hari saya gantung diatas mesin cuci
seperti frypan kecil dan besar, panci kecil, panci masak air dan wok pan. Dan
peralatan masak yang jarang dipakai seperti kukusan besar dan panci suki
dimasukkan kedalam kabinet.
Bahan Makanan :
Sub kategori untuk bahan makanan lumayan banyak, ada bahan makanan basah di
kulkas yang isinya kebanyakan foodprep mingguan trus bumbu-bumbu basah,
kemudian ada bumbu-bumbuan botol macam kecap, saos, saos tiram, minyak wijen
dll, stok bahan makanan juga di kitchen kabinet atas yang isinya hasil belanja
bulanan, bahan makanan kering di toples kayak tepung-tepungan, oat, kacang
hijau, kopi, gula dan bumbu dapur di laci serta meja dapur yang digunakan masak
sehari-hari seperti garam, kaldu jamur, merica, kemiri, kunyit bubuk, oregano,
parsley. Lumayan tersebar tempatnya karena saya menyesuaikan tempat, nyari
celah-celah untuk naruh biar tidak terlihat penuh.
Peralatan kebersihan :
Serbet yang bersih saya taruh dikotak bawah meja, lap tangan digantung dan
yang bersih ada di box campur handuk dll, keset/rug dilantai dan sabun cuci diletakkan didekat sink mesin
cuci. Untuk bahan2 pembersih lainnya seperti pembersih serbaguna, obat pel saya taruh didean kamar mandi bersama dengan
toilettries lainnya.
Peralatan Elektronik :
Di dapur kami hanya ada kulkas, magicom, blender. Saya belum bisa baking,
jadi memang belum butuh beli oven/microwave. Kalaupun kepingin bikin kue saya
pilih pake magicom, karena magicom dirumah kami digital sehingga bisa untuk
berbagai macam keperluan. Sengaja memang beli yang digital, karena bisa
digunakan untuk masak nasi, bubur, sup/kaldu, nasi merah, serta bikin kue.
Peralatan Makan
|
Alat makan Echa
|
Mangkok, piring, gelas
melamin dan plastik
|
Alat makan sehari-hari
|
Mangkok piring gelas
keramik dan kaca
|
|
Alat makan acara/tamu
|
Piring, gelas kaca
& plastik
|
|
Lunchbox &
Container box
|
||
Peralatan Memasak
|
Alat masak sehari-hari
|
Panci, frypan, wok pan
|
Alat masak jarang
dipakai
|
Kukusan, suki bowl
|
|
Bahan Makanan
|
Bahan makanan basah
|
Sayur, buah, telur,
bumbu dasar, syrup
|
Bumbu-bumbuan botol
|
Saus, kecap, minyak
wijen, saus tiram
|
|
Bumbu-bumbuan kering
|
Garam, merica, kemiri,
oregano, parsley
|
|
Bahan makanan kering
|
Tepung, oat, kacang
ijo, kopi, teh
|
|
Stok bahan makanan
|
Mie, spageti, coklat,
keju,
|
|
Peralatan Kebersihan
|
Kain
|
Lap, kanebo, keset/rug
|
Bahan pembersih
|
Sabun cuci piring,
ecoenzym, obat pel
|
|
Peralatan Elektronik
|
Sehari hari
|
Magicom, kulkas
|
Jarang dipakai
|
Blender
|
Kenapa saya bikin sub kategori ? Karena untuk memudahkan saya dalam
menyimpan dan mengambil barang-barang soalnya kan udah ditata per kategori,
ndak ada tuh acara kunyit dimana, gula dimana, kopi dimana apalagi kena ayahe
Echa bisa tiap hari tanya terus. Dan juga agar lebih aman dan nyaman seperti
alat makan Echa yang tidak dicampur dengan alat makan lainnya, dia bisa lebih
mandiri karena alat makannya terjangkau dan aman gak kecampur sama
piring-piring kaca.
.
Keluarga kami diutamakan makan-makanan rumah, setiap pagi saya memasak
untuk sarapan dan bekal makan siang saya dan suami. Serta misahin sayur dan
lauk untuk Echa makan 3x sehari. Makan pagi dan malam saya skip, sengaja kok
karena lagi diet :p Suami kalau malam seringnya makan dikantor karena lembur
atau beli makan didepan perumahan. Saya terbiasa foodprep sejak hampir 2th yang
lalu, jadi pada saat weekend belanja berbagai sayur dan protein hewani lalu
dipisah per sekali masak. Lebih hemat dan lebih cepat saat memasak, selain itu
juga selalu sedia bumbu dasar putih dan merah sehingga ndak perlu ngupas bawang
setiap hari.
Barang-barang didapur kami rasanya sudah cukup, kalau dianggap terlalu
berlebihan sih enggak ya cuma ada beberapa barang yang double seperti teflon
kecil, frypan dan beberapa gelas/botol hadiah. Saya memang membatasi belanja
perintilan dapur dan memilih menggunakan apa yang dimiliki, karena takut kalau
kitchensetnya ndak muat trs bikin dapur jadi sumpek.
Barang-barang di dapur kami yang sering digunakan adalah alat masak yang
digantung seperti panci kecil, teflon kecil untuk goreng-goreng, frypan untuk
tumis-tumis, panci untuk masak air dan kukusan sedang kadang-kadang, peralatan
makan sehari-hari seperti piring, mangkok, gelas juga sering digunakan. Kalau
barang yang tidak pernah digunakan rasanya gak ada sih, semua pernah dipakai eh
paling hadiah-hadiah souvenir gitu yang masih plastikan. Namun, dalam 3 bulan
ini yang belum pernah digunakan adalah wajan sedang dan kukusan besar. Wajan
sedang bikin boros minyak, sedangkan saya sangat batasi penggunaan minyak jadi
milih goreng pake teflon kecil dengan sedikit minyak. Kukusan dulu jaman mpasi
Echa sangat berguna dan setiap hari dipakai, tapi sekarang jarang banget sih.
Hehehe...
.
Its time to Decluttering...lalala. Sejujurnya waktu berbenah dapur
realitanya tidak sama dengan schedule yang saya buat. Di schedule dimulai dari
kamis minggu lalu, senin dan selasa, kenyataannya minggu kemarin saya keluar
kota dan baru mulai hari rabu malam karena senin selasa udah capek pulang
kantor. Dan kamis dilanjutin alhamdulillah selesai tapi masih menyisakan PR
kantong kresek seplastik yg smoga bisa dbkin ecobrick, weekend ini niatnya bersihin
kulkas untuk materi dapur part 2 minggu depan.
Padahal dapur saya senggol banget ya, etapi pas decluttering masih nemu
sebox gini. Mayan amazing ternyata ada banyak yang sudah jarang dipake, mulai
botol, container box sampe dot nya Echa. Lets check this out :
Rapi dan Teratur
Kali ini declutternya seperti area pakaian dan buku kemarin, buka 1 pintu
kabinet à keluarkan semua barangnya à seleksi berdasar kriteria à bersihkan lemari kabinet à masukkan kembali benda terpilih ke kabinet. Saya hanya
punya 1 kardus dan 1 box nganggur, jadi barang-barang tidak terpilih sementara
saya pilah berdasar 2 kategori yaitu masih layak pakai untuk didonasi/rehome,
dan tidak layak pakai untuk disetor ke bank sampah.
Aman dan Nyaman
Saya lebih suka tampilan dapur dan barang dapur yang simple, sehingga untuk
piring ataupun storage box lebih enak yang polos-polos aja. Untuk toples kaca
bergambar, box warna-warni saya seleksi (kecuali tuppy karena cuma dikit) untuk
dideclutter karena tidak sesuai dengan style saya.
Juga untuk beberapa box yang saya dapatkan dari beli makanan di resto,
sepertinya perlu saya declutter karena plastik seperti itu kan ada masa
berlakunya berapa kali pakai agar lebih aman untuk kami sekeluarga.
Sehat dan Bersih
Sambil berbenah dapur saya juga deep clean seluruh area dapur termasuk
dalam kitchen kabinet dan pojok-pojokannya dibersihkan semua. Lumayan amazing
karena lemarinya kan gak pernah dibuka ya, tapi kok ternyata dalemnya debuan.
Dan termasuk bersihin sink cuci piring, lantai dan pojok-pojok dapur yang
biasanya jarang tersentuh. Dan bersihinnya pake bahan alami semua biar sehat
karena dapur kan tempatnya makanan ya, kalau pake cairan kimia mayan worry kan
ya.
Alami dan berkelanjutan.
Beberes dapur kali ini saya gunakan bahan-bahan alami semua, alhamdulillah
dapet banyak info dari teman-teman di grup gemari pratama. Bersihin
Sampah didapur kami alhamdulillah 80% sudah terpilah, memang hanya ada 1
tempat sampah didapur dan itupun penggunaannya untuk sampah residu yang
benar-benar tidak bisa dimanfaatkan dan harus dibuang ke TPA dengan berat hati.
Sisa sampah organik mentah saya kumpulkan perhari dan dimasukkan ke komposter
didepan rumah. Botol-botol plastik saya cuci kering dan kumpulkan diteras,
begitupun dengan sampah kertas dan kardus. Untuk sampah kemasan saya kumpulkan
untuk dibuat jadi ecobricks, jelantah/minyak sisa juga dikumpulkan dan disetor
ke bank sampah beserta kertas dan plastik. Kami tidak ingin kerusakan dibumi
semakin parah, sehingga pilah sampah ini sebagai bentuk ikhtiar untuk hidup
alami dan berkelanjutan.
Proses Organizing
Dari dapur senggol ternyata menghasilkan 2 box barang tak terpakai, heran
juga sih saya padahal jarang banget belanja alat perdapuran. 2 box ini isinya
kebanyakan dapat dari souvenir nikahan, mulai sendok, centong nasi, parutan
sampai gelas, yang lainnya juga ada dot Echa yang sudah setahun gak dipake dan
wajan serta spatula (dirumah kebanyakan spatula).
Hasil declutter tidak boleh dibuang sembarangan, jadi yang masih layak
pakai saya rehome ke tetangga dan ibu rewang. Pagi ini bahkan wajan, sutil dan
botol minum sudah diambil sama tetangga, lainnya nanti biar ibuk rewang yang
milih mau bawa pulang yang mana. Sedangkan kotak makan sekali pakai yang biasa
didapat kalau takeaway makanan rencananya besok mau dibuat pot nanam bayam dan
sawi.Beberapa juga ada yang saya salurkan ke bank sampah seperti alat makan
sekali pakai.
.
Setelah declutter trus jangan lupa ditata kembali ke kitchen kabinet, biar
dapur ndak rungsep lagi karena selama berbenah kemarin dapur senggol ini malah
jadi kayak gudang karena tak keluarin semua barangnya. Hahaha...Organizing
jangan lupa disesuaikan dengan prinsip RASA yaa
Rapi dan Teratur
Penataan barang-barang di dapur dan kabinet dapur saya mix, antara
berdasarkan kategori dan berdasarkan intensitas pemakaian tujuannya agar
mempermudah dalam sirkulasi saat mengambil barang. Untuk alat masak yang sering
dipakai digantung diluar, dan alat masak yg jarang dipakai ditaruh di kabinet
bagian atas. Alat makan disimpan bersama alat makan lainnya, container box dan
lunchbox disimpan dalam 1 tempat. Begitupun teko, panci-panci juga dalam 1
tempat.
Aman dan Nyaman
Dapur dirumah menurut saya sudah masuk ke kategori aman dan nyaman, aman
karena saya pisah penempatan alat makan untuk Echa yang plastik dan melamin
diluar (bisa diakses), dan alat makan pecah belah dimasukkan kedalam kabinet.
Begitupun dengan colokan untuk barang elektronik, letaknya cukup tinggi
sehingga tidak mudah dijangkau anak.
Nyaman karena meskipun dapur senggol, namun pencahayaan dan sirkulasi udara
sangat baik. Atap dapur saya buat tinggi lebih dari 4 meter dengan 1m2 area
dari polycarbonate dengan atas tumpang sehingga udara bisa masuk. Jadi kalo
masak ikan asin ndak mulek baunya :p
Sehat dan Bersih
Penataan yang simple dan barang yang sedikit memudahkan saya untuk
membersihkan kabinet dan area dapur. Sehingga dapur menjadi lebih bersih, dan
juga bersih-bersih area dapur kali ini dsponsori oleh cuka dan baking soda
saran dari teman-teman gemari untuk membersihkan sink cuci piring agar kinclong
kembali. Bahan-bahan alami ini lebih sehat daripada menggunakan bahan kimia
yang dijual di supermarket.
Alami dan Berkelanjutan
Selain menggunakan baking soda dan cuka, saya juga menggunakan sanitizer
organik untuk membersihkan kabinet. Juga ecoenzym untuk mencuci piring (campur
sabun cuci sih) dan membersihkan keramik area dapur. Selain memilah sampah,
sebenarnya yang paling mudah apabila kami menghindari makanan dan minuman
kemasan. Selama ini, saya sudah berusaha untuk membawa wadah sendiri dan kantong
belanja serta alat makan cuci ulang. Semoga kebiasaan-kebiasaan baik di
keluarga kami bisa terus berlanjut agar bumi kita lebih baik.
.
Ternyata deep cleaning dapur kalo niat cuma butuh 2 hari, minggu depan
ketemu lagi dengan dapur part 2 yang lebih membahas bahan makanan dan meja
makan. Dirumah meja makannya di ruang tamu sih, bukan di dapur. Baiklah, terima
kasih sudah membaca.
.
.
.
#Task8GP2
#GP2Kelas2
#gemaripratama
#angkatan2
#klaster1
#gemaridapur
#menatadirimenatanegeri
#gemariclass
#metodegemarrapi
#indonesiarapi
#serapiitu
#segemariitu
#RASA
#GP2Kelas2
#gemaripratama
#angkatan2
#klaster1
#gemaridapur
#menatadirimenatanegeri
#gemariclass
#metodegemarrapi
#indonesiarapi
#serapiitu
#segemariitu
#RASA
@cue_dil
Tugas ini ngerjainnya nyicil 2 malem buat narasi :D
151119
Sumber Bacaan
_Materi Kalster1-Dapur Part1, Gemar Rapi, 2019_
_Foto-foto dokumentasi pribadi, 2019_
Tidak ada komentar:
Posting Komentar