Jumat, 15 November 2019

Aldila_Task Lecture 8

Klaster 1 - Dapur Part 1

   
Saya suka dengan materi minggu ini, dapur...hihihi. Tempat nongkrong ibu-ibu disetiap rumah dan tempat menuangkan cinta seorang ibu menjadi sepiring makanan.  Gimana kalau dapur kita berantakan dan bikin gak betah? Apa iya akan tercipta makanan lezat yang menggugah citarasa keluarga? Jawabannya tentu tidak ya, boro-boro mau masak ngeliat dapur aja rasanya senewen ato sumpek mungkin ya. Hahaha...
.

Thats why  saat dulu saya mulai merancang interior rumah, dapur merupakan prioritas pertama buat saya. Belum punya sofa, meja makan, bahkan ranjang tempat tidur saya memilih nabung untuk bikin kitchenset. Karena space untuk dapur di dapur rumah kami yang perumahan ini mayan sempit ya, Cuma 3 x 2 meter sehingga harus pinter ngakali dan design agar tidak penuh barang dan sumpek. Sayapun nyebut dapur dirumah sebagai “dapur senggol”, karena bener-bener Cuma cukup untuk 1 orang kalo ada 2 orang didapur bisa senggol-senggolan.
.



Area dapur dirumah juga sebagai area cuci, karena mesin cuci saya letakkan disebelah sink cuci piring. Tapi jemurnya didepan rumah, monmaap rumah kami RSSSSS jadi yaudah lah memanfaatkan lahan secara maksimal. Selain mesin cuci, didapur kami ada kitchenset, kulkas dan meja untuk naruh magicom dll. For details, lets check this out :

Proses Decluttering

Peralatan didapur saya sebenarnya tidak terlalu banyak, karena selain dapurnya senggol juga saya ndak hobi koleksi peralatan masak. Malah kebanyakan barang didapur adalah warisan dari ibuk, seperti wajan, panci, piring, sendok dll. Namun, dari masing-masing kategori saya membuat beberapa sub kategori.



Peralatan Makan :
Untuk peralatan makan saya bagi jadi 4, yaitu peralatan makan untuk Echa yang ditaruh didalam dishdryer diatas meja yang isinya piring mangkuk melamin dan plastik serta gelas botol plastik yang kegunaannya memang untuk Echa. Peralatan makan dari keramik dan kaca untuk sehari-hari di kabinet bawah kompor terdiri dari piring, mangkuk, mug yang terbuat dari kaca/keramik. Peralatan makan yang jarang dipakai atau hanya dipakai saat ada tamu ditaruh di rak piring kabinet atas, sepertinya ada selusin piring, beberapa gelas kaca dan teko plastik serta gelas plastik. Dan yang terakhir lunchbox dan container box untuk membawa bekal serta food preparation mingguan saya taruh di 2 tempat, yaitu kabinet atas dan bawah meja (karena gak cukup).
Peralatan Memasak :
Dibagi jadi 2 saja, yang dipakai sehari-hari saya gantung diatas mesin cuci seperti frypan kecil dan besar, panci kecil, panci masak air dan wok pan. Dan peralatan masak yang jarang dipakai seperti kukusan besar dan panci suki dimasukkan kedalam kabinet.



Bahan Makanan :
Sub kategori untuk bahan makanan lumayan banyak, ada bahan makanan basah di kulkas yang isinya kebanyakan foodprep mingguan trus bumbu-bumbu basah, kemudian ada bumbu-bumbuan botol macam kecap, saos, saos tiram, minyak wijen dll, stok bahan makanan juga di kitchen kabinet atas yang isinya hasil belanja bulanan, bahan makanan kering di toples kayak tepung-tepungan, oat, kacang hijau, kopi, gula dan bumbu dapur di laci serta meja dapur yang digunakan masak sehari-hari seperti garam, kaldu jamur, merica, kemiri, kunyit bubuk, oregano, parsley. Lumayan tersebar tempatnya karena saya menyesuaikan tempat, nyari celah-celah untuk naruh biar tidak terlihat penuh.
Peralatan kebersihan :



Serbet yang bersih saya taruh dikotak bawah meja, lap tangan digantung dan yang bersih ada di box campur handuk dll, keset/rug dilantai  dan sabun cuci diletakkan didekat sink mesin cuci. Untuk bahan2 pembersih lainnya seperti pembersih serbaguna, obat pel  saya taruh didean kamar mandi bersama dengan toilettries lainnya.
Peralatan Elektronik :
Di dapur kami hanya ada kulkas, magicom, blender. Saya belum bisa baking, jadi memang belum butuh beli oven/microwave. Kalaupun kepingin bikin kue saya pilih pake magicom, karena magicom dirumah kami digital sehingga bisa untuk berbagai macam keperluan. Sengaja memang beli yang digital, karena bisa digunakan untuk masak nasi, bubur, sup/kaldu, nasi merah, serta bikin kue.

Peralatan Makan
Alat makan Echa
Mangkok, piring, gelas melamin dan plastik

Alat makan sehari-hari
Mangkok piring gelas keramik dan kaca

Alat makan acara/tamu
Piring, gelas kaca & plastik

Lunchbox & Container box

Peralatan Memasak
Alat masak sehari-hari
Panci, frypan, wok pan

Alat masak jarang dipakai
Kukusan, suki bowl
Bahan Makanan
Bahan makanan basah
Sayur, buah, telur, bumbu dasar, syrup

Bumbu-bumbuan botol
Saus, kecap, minyak wijen, saus tiram

Bumbu-bumbuan kering
Garam, merica, kemiri, oregano, parsley

Bahan makanan kering
Tepung, oat, kacang ijo, kopi, teh

Stok bahan makanan
Mie, spageti, coklat, keju,
Peralatan Kebersihan
Kain
Lap, kanebo, keset/rug

Bahan pembersih
Sabun cuci piring, ecoenzym, obat pel
Peralatan Elektronik
Sehari hari
Magicom, kulkas

Jarang dipakai
Blender

Kenapa saya bikin sub kategori ? Karena untuk memudahkan saya dalam menyimpan dan mengambil barang-barang soalnya kan udah ditata per kategori, ndak ada tuh acara kunyit dimana, gula dimana, kopi dimana apalagi kena ayahe Echa bisa tiap hari tanya terus. Dan juga agar lebih aman dan nyaman seperti alat makan Echa yang tidak dicampur dengan alat makan lainnya, dia bisa lebih mandiri karena alat makannya terjangkau dan aman gak kecampur sama piring-piring kaca.
.

Keluarga kami diutamakan makan-makanan rumah, setiap pagi saya memasak untuk sarapan dan bekal makan siang saya dan suami. Serta misahin sayur dan lauk untuk Echa makan 3x sehari. Makan pagi dan malam saya skip, sengaja kok karena lagi diet :p Suami kalau malam seringnya makan dikantor karena lembur atau beli makan didepan perumahan. Saya terbiasa foodprep sejak hampir 2th yang lalu, jadi pada saat weekend belanja berbagai sayur dan protein hewani lalu dipisah per sekali masak. Lebih hemat dan lebih cepat saat memasak, selain itu juga selalu sedia bumbu dasar putih dan merah sehingga ndak perlu ngupas bawang setiap hari.
Barang-barang didapur kami rasanya sudah cukup, kalau dianggap terlalu berlebihan sih enggak ya cuma ada beberapa barang yang double seperti teflon kecil, frypan dan beberapa gelas/botol hadiah. Saya memang membatasi belanja perintilan dapur dan memilih menggunakan apa yang dimiliki, karena takut kalau kitchensetnya ndak muat trs bikin dapur jadi sumpek.
Barang-barang di dapur kami yang sering digunakan adalah alat masak yang digantung seperti panci kecil, teflon kecil untuk goreng-goreng, frypan untuk tumis-tumis, panci untuk masak air dan kukusan sedang kadang-kadang, peralatan makan sehari-hari seperti piring, mangkok, gelas juga sering digunakan. Kalau barang yang tidak pernah digunakan rasanya gak ada sih, semua pernah dipakai eh paling hadiah-hadiah souvenir gitu yang masih plastikan. Namun, dalam 3 bulan ini yang belum pernah digunakan adalah wajan sedang dan kukusan besar. Wajan sedang bikin boros minyak, sedangkan saya sangat batasi penggunaan minyak jadi milih goreng pake teflon kecil dengan sedikit minyak. Kukusan dulu jaman mpasi Echa sangat berguna dan setiap hari dipakai, tapi sekarang jarang banget sih. Hehehe...
.

Its time to Decluttering...lalala. Sejujurnya waktu berbenah dapur realitanya tidak sama dengan schedule yang saya buat. Di schedule dimulai dari kamis minggu lalu, senin dan selasa, kenyataannya minggu kemarin saya keluar kota dan baru mulai hari rabu malam karena senin selasa udah capek pulang kantor. Dan kamis dilanjutin alhamdulillah selesai tapi masih menyisakan PR kantong kresek seplastik yg smoga bisa dbkin ecobrick, weekend ini niatnya bersihin kulkas untuk materi dapur part 2 minggu depan.
Padahal dapur saya senggol banget ya, etapi pas decluttering masih nemu sebox gini. Mayan amazing ternyata ada banyak yang sudah jarang dipake, mulai botol, container box sampe dot nya Echa. Lets check this out :
Rapi dan Teratur
Kali ini declutternya seperti area pakaian dan buku kemarin, buka 1 pintu kabinet à keluarkan semua barangnya à seleksi berdasar kriteria à bersihkan lemari kabinet à masukkan kembali benda terpilih ke kabinet. Saya hanya punya 1 kardus dan 1 box nganggur, jadi barang-barang tidak terpilih sementara saya pilah berdasar 2 kategori yaitu masih layak pakai untuk didonasi/rehome, dan tidak layak pakai untuk disetor ke bank sampah.



Aman dan Nyaman
Saya lebih suka tampilan dapur dan barang dapur yang simple, sehingga untuk piring ataupun storage box lebih enak yang polos-polos aja. Untuk toples kaca bergambar, box warna-warni saya seleksi (kecuali tuppy karena cuma dikit) untuk dideclutter karena tidak sesuai dengan style saya.
Juga untuk beberapa box yang saya dapatkan dari beli makanan di resto, sepertinya perlu saya declutter karena plastik seperti itu kan ada masa berlakunya berapa kali pakai agar lebih aman untuk kami sekeluarga.
Sehat dan Bersih
Sambil berbenah dapur saya juga deep clean seluruh area dapur termasuk dalam kitchen kabinet dan pojok-pojokannya dibersihkan semua. Lumayan amazing karena lemarinya kan gak pernah dibuka ya, tapi kok ternyata dalemnya debuan. Dan termasuk bersihin sink cuci piring, lantai dan pojok-pojok dapur yang biasanya jarang tersentuh. Dan bersihinnya pake bahan alami semua biar sehat karena dapur kan tempatnya makanan ya, kalau pake cairan kimia mayan worry kan ya.
Alami dan berkelanjutan.
Beberes dapur kali ini saya gunakan bahan-bahan alami semua, alhamdulillah dapet banyak info dari teman-teman di grup gemari pratama. Bersihin
Sampah didapur kami alhamdulillah 80% sudah terpilah, memang hanya ada 1 tempat sampah didapur dan itupun penggunaannya untuk sampah residu yang benar-benar tidak bisa dimanfaatkan dan harus dibuang ke TPA dengan berat hati. Sisa sampah organik mentah saya kumpulkan perhari dan dimasukkan ke komposter didepan rumah. Botol-botol plastik saya cuci kering dan kumpulkan diteras, begitupun dengan sampah kertas dan kardus. Untuk sampah kemasan saya kumpulkan untuk dibuat jadi ecobricks, jelantah/minyak sisa juga dikumpulkan dan disetor ke bank sampah beserta kertas dan plastik. Kami tidak ingin kerusakan dibumi semakin parah, sehingga pilah sampah ini sebagai bentuk ikhtiar untuk hidup alami dan berkelanjutan.

Proses Organizing

Dari dapur senggol ternyata menghasilkan 2 box barang tak terpakai, heran juga sih saya padahal jarang banget belanja alat perdapuran. 2 box ini isinya kebanyakan dapat dari souvenir nikahan, mulai sendok, centong nasi, parutan sampai gelas, yang lainnya juga ada dot Echa yang sudah setahun gak dipake dan wajan serta spatula (dirumah kebanyakan spatula).



Hasil declutter tidak boleh dibuang sembarangan, jadi yang masih layak pakai saya rehome ke tetangga dan ibu rewang. Pagi ini bahkan wajan, sutil dan botol minum sudah diambil sama tetangga, lainnya nanti biar ibuk rewang yang milih mau bawa pulang yang mana. Sedangkan kotak makan sekali pakai yang biasa didapat kalau takeaway makanan rencananya besok mau dibuat pot nanam bayam dan sawi.Beberapa juga ada yang saya salurkan ke bank sampah seperti alat makan sekali pakai.
.

Setelah declutter trus jangan lupa ditata kembali ke kitchen kabinet, biar dapur ndak rungsep lagi karena selama berbenah kemarin dapur senggol ini malah jadi kayak gudang karena tak keluarin semua barangnya. Hahaha...Organizing jangan lupa disesuaikan dengan prinsip RASA yaa
Rapi dan Teratur
Penataan barang-barang di dapur dan kabinet dapur saya mix, antara berdasarkan kategori dan berdasarkan intensitas pemakaian tujuannya agar mempermudah dalam sirkulasi saat mengambil barang. Untuk alat masak yang sering dipakai digantung diluar, dan alat masak yg jarang dipakai ditaruh di kabinet bagian atas. Alat makan disimpan bersama alat makan lainnya, container box dan lunchbox disimpan dalam 1 tempat. Begitupun teko, panci-panci juga dalam 1 tempat.


Aman dan Nyaman
Dapur dirumah menurut saya sudah masuk ke kategori aman dan nyaman, aman karena saya pisah penempatan alat makan untuk Echa yang plastik dan melamin diluar (bisa diakses), dan alat makan pecah belah dimasukkan kedalam kabinet. Begitupun dengan colokan untuk barang elektronik, letaknya cukup tinggi sehingga tidak mudah dijangkau anak.
Nyaman karena meskipun dapur senggol, namun pencahayaan dan sirkulasi udara sangat baik. Atap dapur saya buat tinggi lebih dari 4 meter dengan 1m2 area dari polycarbonate dengan atas tumpang sehingga udara bisa masuk. Jadi kalo masak ikan asin ndak mulek baunya :p



Sehat dan Bersih
Penataan yang simple dan barang yang sedikit memudahkan saya untuk membersihkan kabinet dan area dapur. Sehingga dapur menjadi lebih bersih, dan juga bersih-bersih area dapur kali ini dsponsori oleh cuka dan baking soda saran dari teman-teman gemari untuk membersihkan sink cuci piring agar kinclong kembali. Bahan-bahan alami ini lebih sehat daripada menggunakan bahan kimia yang dijual di supermarket.



Alami dan Berkelanjutan
Selain menggunakan baking soda dan cuka, saya juga menggunakan sanitizer organik untuk membersihkan kabinet. Juga ecoenzym untuk mencuci piring (campur sabun cuci sih) dan membersihkan keramik area dapur. Selain memilah sampah, sebenarnya yang paling mudah apabila kami menghindari makanan dan minuman kemasan. Selama ini, saya sudah berusaha untuk membawa wadah sendiri dan kantong belanja serta alat makan cuci ulang. Semoga kebiasaan-kebiasaan baik di keluarga kami bisa terus berlanjut agar bumi kita lebih baik.
.

Ternyata deep cleaning dapur kalo niat cuma butuh 2 hari, minggu depan ketemu lagi dengan dapur part 2 yang lebih membahas bahan makanan dan meja makan. Dirumah meja makannya di ruang tamu sih, bukan di dapur. Baiklah, terima kasih sudah membaca.




.
.
.
#Task8GP2
#GP2Kelas2
#gemaripratama
#angkatan2
#klaster1
#gemaridapur
#menatadirimenatanegeri
#gemariclass
#metodegemarrapi
#indonesiarapi
#serapiitu
#segemariitu
#RASA

@cue_dil
Tugas ini ngerjainnya nyicil 2 malem buat narasi :D
151119

Sumber Bacaan
_Materi Kalster1-Dapur Part1, Gemar Rapi, 2019_
_Foto-foto dokumentasi pribadi, 2019_

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tahap Kupu-Kupu : Jurnal Ketujuh

Tahap Kupu-Kupu : Jurnal Pekan Ketujuh Surat Untuk Mentor Surat Untuk Mente 1 ...