Fitrah Seksualitas dalam Tiap Tahapan Usia
Pendidikan Seksualitas
Nama : Aldila Ningtyas
Regional : Gresik
Tema : Peran Ayah Dalam Pengasuhan Untuk Pendidikan Seksualitas
Activity :
Hari kedua ini saya membaca buku FBE dari ust Harry Santosa. Dan berikut yang saya dapatkan.
Tahapan Mendidik Fitrah Seksualitas
- Tahap Usia 0-2 tahun: Merawat kelekatan awal.
Anak lelaki maupun anak perempuan lebih didekatkan kepada Ibu karena masa menyusui. Menyusui adalah tahap awal penguatan semua konsepsi fitrah termasuk fitrah keimanan dan fitrah seksualitas. Di usia ini penekanannya adalah tahap membangun kelekatan (bonding) dan cinta. - Tahap Usia 3-6 tahun: Tahap Penguatan Konsepsi Gender
Dengan imaji-imaji (gambaran) positif tentang gendernya masing masing. Anak lelaki maupun anak perempuan harus didekatkan kepada Ayahnya dan Ibunya. Ayah dan Ibu harus hadir pada fase ini. Indikator tumbuhnya fitrah seksualitas di tahap ini adalah anak dengan jelas dan bangga menyebut gendernya di usia 3 tahun.
Pada tahap ini praktek “toileting” dapat dijadikan juga sarana menumbuhkan fitrah seksualitas berupa penguatan konsep diri atau identitas gendernya. - Tahap Usia 7-10 tahun: Penyadaran Potensi Gender
Tahap ini menumbuhkan identitas menjadi potensi. Dari konsepsi identitas gender menjadi potensi gender. Dari keyakinan konsep diri sebagai lelaki dan sebagai perempuan, menjadi aktualisasi potensi diri sebagai lelaki atau potensi diri sebagai perempuan pada sosialnya. Ditumbuhkan dengan beragam aktifitas yang relevan dengan gendernya. - Tahap 11-14 tahun: Pengujian Eksistensi
- Diperlihatkan melalui ujian dalam kehidupan nyata.
- Setelah fitrah seksualitas kelelakian dari anak lelaki dianggap tuntas bersama ayahnya, kini saatnya anak lelaki lebih didekatkan kepada ibunya, agar dapat memahami perempuan dari cara pandang seorang perempuan atau ibunya. Anak lelaki yang telah sadar potensi kelelakiannya kini harus diuji dengan memahami mendalam lawan jenisnya langsung dari ibunya. Maka anak lelaki di tahap ini lebih didekatkan kepada ibunya agar memahami cara pandang perempuan dari kacamata perempuan (dalam hal ini ibunya).
Anak lelaki harus memahami “bahasa cinta” perempuan lebih dalam, karena kelak dia akan menjadi suami dari seorang perempuan yang juga menjadi ibu bagi anak-anaknya.
Anak lelaki yang tidak lekat dengan ibunya pada tahap ini, berpotensi untuk menjadi “playboy”, dan kelak menjadi suami yang berpotensi kasar, kurang empati dstnya - Begitupula sebaliknya, setelah fitrah seksualitas keperempuanan dari anak perempuan dianggap tuntas bersama ibunya, kini saatnya anak perempuan lebih didekatkan kepada ayahnya, agar dapat memahami mendalam bagaimana cara pandang lelaki dari kacamata lelaki (dalam hal ini ayahnya).
Anak perempuan harus memahami “bahasa seorang lelaki” secara mendalam, karena kelak dia akan menjadi istri dari seorang lelaki yang juga menjadi ayah dan imam bagi keluarganya.
Anak perempuan yang tidak dekat dengan ayahnya di tahap ini, kelak menurut riset berpeluang 6 kali menyerahkan tubuhnya kepada lelaki yang dianggap sosok ayahnya.
Anak perempuan yang dekat dengan ayahnya, secara alamiah memiliki mekanisme bertahan untuk mampu membedakan mata lelaki baik dan mana lelaki buruk dalam kehidupan sosialnya. - Indikator di tahap ini adalah persiapan dan keinginan bertanggungjawab menjadi ayah bagi anak lelaki. Bagi anak perempuan adalah persiapan dan keinginan bertanggungjawab menjadi ibu
- Tahap >= 15 tahun: Ini tahap penyempurnaan fitrah seksualitas sehingga menjadi peran keayahbundaan. Ini adalah masa AqilBaligh atau anak bukan lagi anak anak, tetapi mitra bagi orangtuanya. Secara syariah mereka telah Mukalaf atau mampu memikul beban syariah, termasuk kemampuan untuk menikah atau menjadi ayah sejati atau menjadi ibu sejati.
Semua ulama sepakat bahwa anak pada tahap ini sudah tidak wajib lagi dinafkahi, jikapun masih dinafkahi itu karena statusnya fakir miskin. Maka kewajiban orangtualah untuk mengantarkan anak-anak mereka untuk aqil-baligh sempurna dan mencapai peran peradaban bukan hanya dalam profesi namun juga untuk berperan menjadi ayah sejati dan ibu sejati.
Indikator baiknya fitrah seksualitas tumbuh baik adalah kesiapan untuk memikul beban rumah tangga melalui pernikahan, membangun keluarga, menjalani peran dalam keluarga yang beradab pada pasangan dan keturunannya.
Insight :
Di setiap tahap perkembangan usia, peranan ayah dan bunda dalam perkembangan fitrah seksualitas berbeda-beda. Hendaknya kita tidak salah dalam dalam mengambil peran agar fitrah anak-anak kita berkembang dengan baik.
Sumber :
Buku Fitrah Based Education Version 3.5 by Harry Santosa
.
.
.
@cuedil
040321
Tidak ada komentar:
Posting Komentar