Bunda Sebagai Agen Perubahan
Berada di last NHW dan jadi baper, kok cepet ya
ternyata perkuliahan kelas Matrikulasi ini. Yang biasanya tiap Selasa ada
diskusi materi, dan tiap Senin pagi deadline NHW (meskipun gak pernah telat
sampe Senin pagi sih), terus nanti gak ada pasti ada yang dikangenin. Dari yang
gak sayang diri sendiri karena gak pernah mikir manfaat hidup, sampe mikirin
orang lain alias kebermanfaatan diri untuk sekitar. Wow banget kan apa yang
saya dapatkan dan perubahan dalam hidup saya selama mengikuti kelas Matrikulasi
ini. Dan berakhir saya nyesel...iyah nyesel kenapa kok baru ikut IIP pas batch
7, kenapa gak ikut dari batch dulu-dulu. Tapi lebih baik terlambat kan daripada
tidak sama sekali J
.
Minggu ke 9 memasuki materi pada Ranah Bunda
Shalehah, yaitu Bunda Sebagai Agen Perubahan. Seperti kita tahu, mendidik
seorang perempuan itu sangat penting karena :
“mendidik 1 perempuan sama dengan mendidik 1 generasi”
Hal ini berarti apabila ada 1 ibu membuat
perubahan, akan terbentuk pula perubahan 1 generasi yaitu generasa anak-anak
kita. Perubahan ini dimulai dari ranah aktifitas kita yang mungkin saja menjadi
Misi Spesifik hidup kita. Setelah kita menemukan jalan hidup, kemudian mulailah
membangun Changemaker Family dalam ruang lingkup keluarga kita. Setelah terjadi
perubahan-perubahan di keluarga kita, mulailah kita bisa perlahan-lahan merubah
lingkungan sekitar kita dan dari hal kecil yang kita bisa.
.
Indikator Bunda Shalehah adalah bunda yang
keberadaannya bermanfaat bagi dirinya, keluarga dan lingkungan sekitarnya.
Karena kita sebagai makhluk ciptaan Allah, kita bisa berkontribusi dan
bermanfaat di dunia sehingga akhirnya akan memiliki rasa TENTRAM.
.
Nah, di NHW 9 kali ini kita diminta untuk mulai
melihat isu sosial di sekitar dan membuat solusi terbaik di keluarga dan
masyarakat. Rumus yang dipakai :
PASSION + EMPHATY = SOCIAL VENTURE
Social Venture adalah suatu usaha yang didirikan
oleh seorang social enterpreneur baik secara individu maupun organisasi yang
bertujuan untuk memberikan solusi sistemik untuk mencapai tujuan sosial yang
berkelanjutan.
.
Sehingga untuk membuat perubahan di masyarakat
diawali dari rasa emphaty, kemudian membuat sebuah usaha yang berkelanjutan
yang bermula dari menemukan passion sehingga menjadi orang yang merdeka untuk
menentukan hidupnya sendiri. Hal ini membuat kita bisa menyelesaikan
permasalahan sosial di sekitar kita dengan kemampuan enterpreuneur yang kita
miliki.
.
Disclaimer dulu ya, apapun yang saya tulis terkait
NHW ini tidak ada maksud apapun untuk memojokkan, ataupun membandingkan
pihak-pihak lain. Karena apa yang saya tulis sesungguhnya memang berasal dari
pengalaman saya dan insyallah berniat baik.
.
Okey, baca quotes diatas adalah sesuatu yang saya
alami dan banyak ibu-ibu hadapi dalam keseharian mereka. Yapp..menjadi working
mom adalah suatu pilihan atau bahkan keharusan, kita tidak bisa membandingkan
atau bahkan menjudge mereka karena kita tidak tahu keadaan mereka.
Ibu saya adalah seorang PNS guru, beliau juga
working mom dan superwoman menurut saya. Beliau setiap pagi bangun lebih pagi
daripada orang serumah, memasak dan mengerjakan pekerjaan rumah lainnya. Saya
berangkat sekolah harus sarapan dan dibawakan bekal dari rumah, setiap selepas
magrib ibu selalu menemani saya belajar. Dan dari beliau saya belajar, bahwa
seorang ibu harus selalu ada untuk keluarga dan senantiasa belajar. Bahkan di
usianya yang sekarang 55 tahun, masih mengajar dan belajar. Karena tugas guru
sekarang macem-macem, dan harus mahir komputer serta paham internet.
Hal yang saya anggap sukses terhadap ibu saya,
beliau berhasil mengantarkan saya dan adik sampai sukses dan dalam kariernya
beliau juga sukses, sampai berhasil menjuarai Guru Berprestasi di tingkat
Provinsi di usianya yang tidak muda lagi.
.
Termasuk saya, seorang ibu yang bekerja di ranah
publik, disatu sisi saya bahagia karena apa yang saya kerjakan sesuai dengan
ilmu yang saya pelajari dan pekerjaan yang saya hadapi juga saya sukai. Namun,
disisi lain lain juga punya anak yang berhak untuk mendapatkan pengasuhan dan
pendidikan dari saya. Keadaan ini lumayan pelik, sehingga saya harus berkorban
lebih untuk menyeimbangkan keduanya agar tidak timpang. Saya termasuk orang
yang kelebihan energi dan memiliki rasa ingin tahu yang tinggi akhirnya merasa
haus akan ilmu, banyak belajar, banyak membaca, banyak bertanya agar tidak
sesat. Salah satu ikhtiar saya mencari ilmu adalah dengan ikut IIP ini, karena
saya bisa mempunyai teman satu visi, wadah untuk belajar dan konsistensi untuk
berubah lebih baik.
.
Namun, diluar sana tidak semua ibu seperti saya,
atau bahkan ibu saya yang saya anggap keren. Banyak juga working mom yang sudah
capek bekerja sehingga sisa energinya yang digunakan untuk mengasuh anak. Boro-boro
waktu untuk belajar, untuk membersamai anak saja kurang. Mereka berangkat
ketika anak masih tidur, dan pulang saat anak sudah tidur. Ironis sekali kan,
padahal mereka bekerja juga untuk anak dan keluarga namun waktunya habis untuk
bekerja. Apalagi untuk belajar dan mencari ilmu, sehingga berakhir kurang ilmu
dalam mengasuh dan mendidik anak. Bahkan ada juga yang sesat, karena ibu-ibu
jaman sekarang kiblatnya ke mommygram yang belum tentu bener, apalagi
momshaming terselubung yang hanya menyajikan keadaan-keadaan ideal menambah
daftar alasan untuk jadi baper dan worry berkepanjangan. Hehehe...
.
Berlatar belakang hal-hal tersebut dan ternyata permasalahan-permasalahan
itu nyata adanya disekitar environment circle saya sehingga saya berniat untuk
membuat social venture seperti dibawah :
Home Sharing, seperti sebuah rumah tempat kita
berdiskusi, tempat kita bertanya dan tempat yang nyaman tanpa adanya judging
atau momshaming yang berisikan para working mommies yang kekurangan info
ataupun fakir ilmu. Kenapa saya bisa terpikir membuat home sharing “Empowering
of Working Mommies” ? Karena selama ini banyak teman-teman saya sesama ibu
bekerja di ranah publik yang tanya lewat WA, dm IG ataupun tanya langsung tentang
ASI, MPASI bahkan montessori. Gak cuma temen kantor aja loh, temen kuliah, SMA
bahkan adik kelas, karena saya sering share pengalaman-pengalaman saya selama
menjadi ibu.
.
Saya bukan ahli, saya juga ibu baru yang sedang
belajar tapi saya suka diajak berdiskusi dan ngobrol dengan mereka. Ini mungkin
salah satu bakat saya yaitu berteman dan menjalin networking yang luas. Bagi
saya berbagi adalah sebuah amal, membagikan ilmu adalah amal jariyah yang
pahalanya tidak akan putus. Semoga niat baik saya ini mendapatkan jalan yang
mulus dan lancar.
.
Untuk sekarang dan sejauh ini, langkah yang sudah
saya lakukan untuk mewujudkan mimpi saya adalah bikin playdate dirumah sama
temen-temen kantor. Saya welcome sekali kalo ada yang main kerumah, biasanya
kalo hari Sabtu suka ada temen-temen yang main untuk sekedar sharing, pinjem
buku ato mainan dirumah sama anaknya. Kegiatan ini bisa jadi wadah untuk saling
bertukar info loh, baik info seputar perkembangan anak juga info barang yang
lagi diskon #ehh.
.
Selain itu juga dalam waktu dekat kita mau bikin
grup sharing dan bakal ada materi-materi yang dibahas tiap minggunya. Jadi
nantinya bisa ganti-gantian yang ngisi materi, gak cuma saya aja karena ilmu
saya juga terbatas buk. Saya juga dibantu teman yang seorang psikolog, dia
belum menikah tapi concern dan prihatin dengan banyak ibu yang seringkali
tersesat dengan mitos dan katanya-katanya. Mimpi kita ingin membuat semacam
seminar gitu, tapi sementara ini masih fokus di grup sharing kita.
.
Dan cita-cita saya yang lebih tinggi, tidak ada
ibu lagi yang tersesat dalam kebutaan arah mendidik anak. Belajar tidak melulu
dengan sekolah, tapi belajar dari orang lain yang sumbernya jelas dan saling
mendukung satu sama lain tanpa adanya momshamming.
.
Alhamdulillah selesai sudah NHW #9 ini, terima
kasih kepada Bu Walas dan Bu Fasil yang sabar dan telaten dalam membimbing kelas
kami selama 9 minggu ini, terima kasih kepada ayah dan Echa yang memberikan
waktu kepada Bunda satu jam di malam hari untuk fokus belajar, dan terima kasih
kepada teman-teman kelas Surabaya Raya 1 yang sefrekuensi dan saling mendukung
untuk belajar. Semoga apa yang saya tuliskan dalam 9 NHW tidak hanya menjadi
tulisan, tetapi menjadi panduan dalam kehidupan saya kedepan. Aamiin...
.
.
.
cue_dil
29032019
ditulis dengan perasaan baper karena kok udah
mentok kuliahnya, kusedih
Institut Ibu Profesional, Kelas
Matrikulasi, Materi 9,Ibu Sebagai Agen Perubahan,
2019
Institut Ibu Profesional, Kelas
Matrikulasi,NHW #9, Ibu Sebagai Agen Perubahan,
2019