Jumat, 29 Maret 2019

Aldila_NHW #9


Bunda Sebagai Agen Perubahan



Berada di last NHW dan jadi baper, kok cepet ya ternyata perkuliahan kelas Matrikulasi ini. Yang biasanya tiap Selasa ada diskusi materi, dan tiap Senin pagi deadline NHW (meskipun gak pernah telat sampe Senin pagi sih), terus nanti gak ada pasti ada yang dikangenin. Dari yang gak sayang diri sendiri karena gak pernah mikir manfaat hidup, sampe mikirin orang lain alias kebermanfaatan diri untuk sekitar. Wow banget kan apa yang saya dapatkan dan perubahan dalam hidup saya selama mengikuti kelas Matrikulasi ini. Dan berakhir saya nyesel...iyah nyesel kenapa kok baru ikut IIP pas batch 7, kenapa gak ikut dari batch dulu-dulu. Tapi lebih baik terlambat kan daripada tidak sama sekali J
.
Minggu ke 9 memasuki materi pada Ranah Bunda Shalehah, yaitu Bunda Sebagai Agen Perubahan. Seperti kita tahu, mendidik seorang perempuan itu sangat penting karena :

“mendidik 1 perempuan sama dengan mendidik 1 generasi”

Hal ini berarti apabila ada 1 ibu membuat perubahan, akan terbentuk pula perubahan 1 generasi yaitu generasa anak-anak kita. Perubahan ini dimulai dari ranah aktifitas kita yang mungkin saja menjadi Misi Spesifik hidup kita. Setelah kita menemukan jalan hidup, kemudian mulailah membangun Changemaker Family dalam ruang lingkup keluarga kita. Setelah terjadi perubahan-perubahan di keluarga kita, mulailah kita bisa perlahan-lahan merubah lingkungan sekitar kita dan dari hal kecil yang kita bisa.
.
Indikator Bunda Shalehah adalah bunda yang keberadaannya bermanfaat bagi dirinya, keluarga dan lingkungan sekitarnya. Karena kita sebagai makhluk ciptaan Allah, kita bisa berkontribusi dan bermanfaat di dunia sehingga akhirnya akan memiliki rasa TENTRAM.
.
Nah, di NHW 9 kali ini kita diminta untuk mulai melihat isu sosial di sekitar dan membuat solusi terbaik di keluarga dan masyarakat. Rumus yang dipakai :

PASSION + EMPHATY = SOCIAL VENTURE

Social Venture adalah suatu usaha yang didirikan oleh seorang social enterpreneur baik secara individu maupun organisasi yang bertujuan untuk memberikan solusi sistemik untuk mencapai tujuan sosial yang berkelanjutan.
.
Sehingga untuk membuat perubahan di masyarakat diawali dari rasa emphaty, kemudian membuat sebuah usaha yang berkelanjutan yang bermula dari menemukan passion sehingga menjadi orang yang merdeka untuk menentukan hidupnya sendiri. Hal ini membuat kita bisa menyelesaikan permasalahan sosial di sekitar kita dengan kemampuan enterpreuneur yang kita miliki.
.
Disclaimer dulu ya, apapun yang saya tulis terkait NHW ini tidak ada maksud apapun untuk memojokkan, ataupun membandingkan pihak-pihak lain. Karena apa yang saya tulis sesungguhnya memang berasal dari pengalaman saya dan insyallah berniat baik.


.
Okey, baca quotes diatas adalah sesuatu yang saya alami dan banyak ibu-ibu hadapi dalam keseharian mereka. Yapp..menjadi working mom adalah suatu pilihan atau bahkan keharusan, kita tidak bisa membandingkan atau bahkan menjudge mereka karena kita tidak tahu keadaan mereka.  
Ibu saya adalah seorang PNS guru, beliau juga working mom dan superwoman menurut saya. Beliau setiap pagi bangun lebih pagi daripada orang serumah, memasak dan mengerjakan pekerjaan rumah lainnya. Saya berangkat sekolah harus sarapan dan dibawakan bekal dari rumah, setiap selepas magrib ibu selalu menemani saya belajar. Dan dari beliau saya belajar, bahwa seorang ibu harus selalu ada untuk keluarga dan senantiasa belajar. Bahkan di usianya yang sekarang 55 tahun, masih mengajar dan belajar. Karena tugas guru sekarang macem-macem, dan harus mahir komputer serta paham internet.
Hal yang saya anggap sukses terhadap ibu saya, beliau berhasil mengantarkan saya dan adik sampai sukses dan dalam kariernya beliau juga sukses, sampai berhasil menjuarai Guru Berprestasi di tingkat Provinsi di usianya yang tidak muda lagi.
.
Termasuk saya, seorang ibu yang bekerja di ranah publik, disatu sisi saya bahagia karena apa yang saya kerjakan sesuai dengan ilmu yang saya pelajari dan pekerjaan yang saya hadapi juga saya sukai. Namun, disisi lain lain juga punya anak yang berhak untuk mendapatkan pengasuhan dan pendidikan dari saya. Keadaan ini lumayan pelik, sehingga saya harus berkorban lebih untuk menyeimbangkan keduanya agar tidak timpang. Saya termasuk orang yang kelebihan energi dan memiliki rasa ingin tahu yang tinggi akhirnya merasa haus akan ilmu, banyak belajar, banyak membaca, banyak bertanya agar tidak sesat. Salah satu ikhtiar saya mencari ilmu adalah dengan ikut IIP ini, karena saya bisa mempunyai teman satu visi, wadah untuk belajar dan konsistensi untuk berubah lebih baik.
.
Namun, diluar sana tidak semua ibu seperti saya, atau bahkan ibu saya yang saya anggap keren. Banyak juga working mom yang sudah capek bekerja sehingga sisa energinya yang digunakan untuk mengasuh anak. Boro-boro waktu untuk belajar, untuk membersamai anak saja kurang. Mereka berangkat ketika anak masih tidur, dan pulang saat anak sudah tidur. Ironis sekali kan, padahal mereka bekerja juga untuk anak dan keluarga namun waktunya habis untuk bekerja. Apalagi untuk belajar dan mencari ilmu, sehingga berakhir kurang ilmu dalam mengasuh dan mendidik anak. Bahkan ada juga yang sesat, karena ibu-ibu jaman sekarang kiblatnya ke mommygram yang belum tentu bener, apalagi momshaming terselubung yang hanya menyajikan keadaan-keadaan ideal menambah daftar alasan untuk jadi baper dan worry berkepanjangan. Hehehe...
.
Berlatar belakang hal-hal tersebut dan ternyata permasalahan-permasalahan itu nyata adanya disekitar environment circle saya sehingga saya berniat untuk membuat social venture seperti dibawah :



Home Sharing, seperti sebuah rumah tempat kita berdiskusi, tempat kita bertanya dan tempat yang nyaman tanpa adanya judging atau momshaming yang berisikan para working mommies yang kekurangan info ataupun fakir ilmu. Kenapa saya bisa terpikir membuat home sharing “Empowering of Working Mommies” ? Karena selama ini banyak teman-teman saya sesama ibu bekerja di ranah publik yang tanya lewat WA, dm IG ataupun tanya langsung tentang ASI, MPASI bahkan montessori. Gak cuma temen kantor aja loh, temen kuliah, SMA bahkan adik kelas, karena saya sering share pengalaman-pengalaman saya selama menjadi ibu.


.
Saya bukan ahli, saya juga ibu baru yang sedang belajar tapi saya suka diajak berdiskusi dan ngobrol dengan mereka. Ini mungkin salah satu bakat saya yaitu berteman dan menjalin networking yang luas. Bagi saya berbagi adalah sebuah amal, membagikan ilmu adalah amal jariyah yang pahalanya tidak akan putus. Semoga niat baik saya ini mendapatkan jalan yang mulus dan lancar.
.
Untuk sekarang dan sejauh ini, langkah yang sudah saya lakukan untuk mewujudkan mimpi saya adalah bikin playdate dirumah sama temen-temen kantor. Saya welcome sekali kalo ada yang main kerumah, biasanya kalo hari Sabtu suka ada temen-temen yang main untuk sekedar sharing, pinjem buku ato mainan dirumah sama anaknya. Kegiatan ini bisa jadi wadah untuk saling bertukar info loh, baik info seputar perkembangan anak juga info barang yang lagi diskon #ehh.
.
Selain itu juga dalam waktu dekat kita mau bikin grup sharing dan bakal ada materi-materi yang dibahas tiap minggunya. Jadi nantinya bisa ganti-gantian yang ngisi materi, gak cuma saya aja karena ilmu saya juga terbatas buk. Saya juga dibantu teman yang seorang psikolog, dia belum menikah tapi concern dan prihatin dengan banyak ibu yang seringkali tersesat dengan mitos dan katanya-katanya. Mimpi kita ingin membuat semacam seminar gitu, tapi sementara ini masih fokus di grup sharing kita.
.
Dan cita-cita saya yang lebih tinggi, tidak ada ibu lagi yang tersesat dalam kebutaan arah mendidik anak. Belajar tidak melulu dengan sekolah, tapi belajar dari orang lain yang sumbernya jelas dan saling mendukung satu sama lain tanpa adanya momshamming.
.
Alhamdulillah selesai sudah NHW #9 ini, terima kasih kepada Bu Walas dan Bu Fasil yang sabar dan telaten dalam membimbing kelas kami selama 9 minggu ini, terima kasih kepada ayah dan Echa yang memberikan waktu kepada Bunda satu jam di malam hari untuk fokus belajar, dan terima kasih kepada teman-teman kelas Surabaya Raya 1 yang sefrekuensi dan saling mendukung untuk belajar. Semoga apa yang saya tuliskan dalam 9 NHW tidak hanya menjadi tulisan, tetapi menjadi panduan dalam kehidupan saya kedepan. Aamiin...
.
.
.
cue_dil
29032019
ditulis dengan perasaan baper karena kok udah mentok kuliahnya, kusedih



Institut Ibu Profesional, Kelas Matrikulasi, Materi 9,Ibu Sebagai Agen Perubahan, 2019

Institut Ibu Profesional, Kelas Matrikulasi,NHW #9, Ibu Sebagai Agen Perubahan, 2019






Kamis, 21 Maret 2019

Aldila_NHW #8


Misi Hidup & Produktivitas



2 NHW terakhir dan pasti nanti akan jadi sesuatu yang dikangeni kalau Kelas Matrikulasi ini berakhir. Mengerjakan NHW yang seringnya disela-sela kesibukan kantor, membuat saya sedikit refresh dari hiruk pikuknya tugas-tugas kantor atau kebosanan melihat Design Calculation bahkan Drawing. Karena dengan mengerjakan NHW, saya bisa sedikit melihat diri sendiri dan sekaligus bisa fokus mencapai tujuan dan peran hidup nantinya.
.
Materi Minggu ke 8 kali ini adalah tentang misi hidup & produktifitas, yaitu materi yang nanti akan kita dapatkan di kelas bunda produktif. Produktivitas hidup tidak akan selalu diukur dengan berapa rupiah yang akan kita terima, melainkan seberapa meningkat kemuliaan hidup kita dimata Allah dan seberapa manfaat hidup kita bagi alam semesta. Seperti Tagline Ibu Profesional :

Be Professional, Rejeki will Follow

Yang bisa dimaknai dengan bersungguh-sungguh dalam menjalankan peran, sehingga nilai kebermanfaatan dan keberkahannya akan mengikuti.
.
 Sekarang, kita jalankan saja yang anda BISA dan SUKA tanpa pikir panjang, karena Allah pasti punya maksud tertentu ketika memberikan kepada kita sebuah kemampuan. Apabila kita jalankan terus-menerus, kemungkinan itulah misi hidup kita. Karena seseorang yang sudah menemukan misi hidupnya akan menjalankan aktivitas produktif lebih bermakna. Sehingga selalu memiliki ciri-ciri :
·         Selalu bersemangat dengan mata berbinar binar
·         Energi positifnya selalu muncul, rasanya tidak pernah capek
·         Rasa ingin tahunya tinggi, membuat semangat belajar tinggi
·         Imunitas tubuh naik, sehingga jarang sakit, karena bahagia itu imunitas tubuh yang paling tinggi
.

Mengutip sebuah hadist diatas, bahwa manusia yang baik itu yang memberikan manfaat untuk sesama. Melihat hal ini saya sebagai seorang pribadi sangat ingin menjadi manusia yang memberikan manfaat bagi lingkungan sekitar, terutama dalam peran yang saya jalani atau sedang ingin saya dalami. Saya dan suami sudah sepakat untuk mempunyai visi misi keluarga yang bisa menjadi role model atau setidaknya dipandang baik di masyarakat. Seperti pada NHW #4 kemarin peran saya di dunia ini ingin menjadi fasilitator/Mentor dalam Bidang Management Home Activity, sehingga saya harus terus belajar dan mengembangkan diri dalam bidang ini sehingga bisa memberikan saran/mengguide orang lain yang kesulitan dalam hal prenting, management keuangan serta ilmu rumah tangga lainnya.
.
Melihat dari misi hidup di NHW – NHW kemarin, maka sekarang saatnya kita akan lebih menggali bagaimana menerapkannya secara teknis :
a.         Ambil salah satu dari ranah aktivitas yang sudah teman-teman tulis di kuadra SUKA dan BISA di NHW #7


Yukk buka dulu NHW #7 kemarin, kuadran aktifitasnya saya tampilkan dibawah ini ya
Karena kebesaran kalo ditampilkan semua, yang stidak suka dan bisa sama tidak suka dan tidak bisa saya crop aja ya.
Kalo disuruh milih kegiatan yang SUKA & BISA diatas tentu saya milih yang paling atas donk, Membersamai Echa anak semata wayang kami. Membersamai disini mencakup mendidik, mengajak main, belajar dan semua kegiatan bersama Echa. Kegiatan ini yang paling bikin saya berbunga-bunga, seperti ibu-ibu lainnya kalo pulang kerja yang ditengok dulu anaknya, yang meskipun lelah tetep main sama anak itu bikin seger lagi. Intinya kegiatan ini salah satu aktivitas produktif untuk saya.



.
b.        Setelah ketemu satu hal, jawablah pertanyaan “BE DO HAVE” di bawah ini
Mental seperti apa yang harus saya miliki untuk menjadi seperti yang saya inginkan (BE)
Saya harus tetap menjadi pribadi yang pembelajar, ikhlas dan mau menerima saran dari orang lain agar bisa menjadi seorang Ibu Profesional yang bertanggungjawab terhadap keluarga dan memberi manfaat untuk lingkungan

Yang harus saya lakukan untuk menjadi seperti yang saya harapkan (DO)
Terus belajar dalam mendidik dan membersamai anak-anak dalam tahapan tumbuh kembang mereka sesuai fitrahnya, membantu anak-anak menemukan passionnya dan memiliki management waktu yang baik agar tidak ada yang dikorbankan.
Belajar dalam berbagai bidang ilmu management rumah tangga seperti belajar management keuangan, gizi & kesehatan serta belajar ilmu agama agar senantiasa menjadi mahkluk yang taqwa kepada Allah.

Yang akan saya lakukan apabila saya sudah memiliki yang saya harapkan (HAVE)
Non Materi : Yang saya harapkan adalah memiliki ilmu dan ketrampilan dalam mendidik anak
Materi : Memiliki rumah baca untuk memfasilitasi anak-anak sekitar karena minimnya akses literasi di sekitar rumah saya.
Saya berharap jika cita-cita saya terkabul saya ingin terus mengamalkan ilmu serta rumah baca yang saya miliki sehingga menjadi kebermanfaatan dan barokah untuk orang lain. Karena sesedikit ilmu apapun yang kita amalkan, akan menghasilkan kebaikan untuk kita. Mengamalkan ilmu bisa secara langsung dengan sharing, konseling ataupun lewat tulisan dan ide-ide saya di sosial media ataupun blog.

.
c.         Perhatikan 3 aspek dimensi waktu dibawah ini dan isilah :
Yang ingin saya capai dalam kurun waktu kehidupan saya (lifetime purpose)
Mempunyai keluarga yang bahagia, senantiasa bertaqwa kepada Allah, suami yang sayang dan membimbing ke Surga bersama dan anak-anak yang sukses

Yang ingin saya capai dalam kurun waktu 5-10 tahun ke depan (strategic plan)
Menjadi Ibu Profesional Kebanggan Keluarga dengan lulus dari kelas Bunda Sayang, Bunda Cekatan, Bunda Produktif dan Bunda Shalehah serta bisa mengamalkan ilmu-ilmu yang didapat agar bermanfaat bagi orang lain, minimal lingkungan sekitar serta keluarga besar.
Menemukan passion Echa dan mulai menyekolahkan di tingkat Sekolah Dasar sesuai dengan visi misi keluarga.
Menggiatkan semangat literasi kepada anak-anak sekitar rumah dengan membuat rumah baca agar akses terhadap buku bacaan semakin mudah.

Yang ingin saya capai dalam waktu satu tahun (new year resolution)
Echa lulus toilet training di malam hari (siang sudah lulus Alhamdulillah)
Mentraining Echa tidur sendiri dikamarnya
Home Education bersama Echa untuk jenjang pra sekolah
Membuat rumah minim sampah dan kebun keluarga bersama suami
Mengikuti kelas Bunda Sayang dan mengamalkan ilmunya lewat tulisan di blog semacam ini

.
Okey, sudah terjawab semua pertanyaan dari NHW #8 kali ini dan untuk memulai sesuatu yang baik tentunya dimulai dengan PERUBAHAN. Karena pilihannya hanya BERUBAH atau KALAH. Semoga segala niat baik kita dimudahkan oleh Allah.
.
.
.
cue_dil
210319
NHW kali ini dsponsori oleh chocopie, karena pas abis ngerjain gak sadar ada 3 bungkus di meja



Sumber Bacaan
Institut Ibu Profesional, Kelas Matrikulasi, Materi 8,Misi Hidup & Produktivitas, 2019

Institut Ibu Profesional, Kelas Matrikulasi, Misi Hidup & Produktivitas, 2019

https://thayyiba.com/2017/09/21/10522/sebaik-baik-manusia-adalah-yang-bermanfaat-bagi-orang-lain/



Rabu, 13 Maret 2019

ALdila_NHW #7


Rejeki Itu Pasti, Kemuliaan Harus Dicari



Halo-halo, bertemu lagi dengan saya di Minggu ke 7, ndak terasa ya kurang 3 NHW lagi kita udah berjumpa di penghujung Kelas Matrikulasi Batch 7. Aliran rasa selama 7 minggu ini benar-benar berasa fakir ilmu, saya yang sudah 28 tahun baru 2 bulan ini mikirin diri sendiri terutama peran hidup di dunia. Kemarin-kemarin asal bahagia aja udah seneng, betapa egoisnya saya kalo ternyata apa yang saya lakukan tidak bermanfaat untuk orang lain.
.
Di materi minggu ke 7 kita sampai pada tahapan “Bunda Produktif” yaitu bunda yang senantiasa menjalani proses untuk menemukan dirinya, menemukan “MISI PENCIPTAAN” dirinya di muka bumi ini, dengan cara menjalankan aktifitas yang membuat matanya “BERBINAR-BINAR”. Sehingga muncul semangat yang luar biasa dalam menjalani hidup ini bersama keluarga dan sang buah hati. Para Ibu di Kelas Bunda Produktif memaknai semua aktifitas sebagai sebuah proses ikhtiar menjemput rejeki.
.
Nah, untuk saya yang saat ini bekerja di Ranah Publik, produktivitas nantinya tidak lagi diukur dan prestasi kerja atau bahkan posisi di tempat kerja, tetapi apakah amanah saya sebagai ibu yaitu anak dan suami sudah terawat dengan baik. Karena hal itulah yang sesuai dengan value pada Ibu Profesional”
.
Apakah dengan aktifnya kita sebagai ibu di dunia produktif akan meningkatkan kemuliaan diri kita, anak-anak dan keluarga? Kalau jawabannya “iya”, lanjutkan.
Kalau jawabannya “tidak” kita perlu menguatkan pilar “bunda sayang” dan “bunda cekatan”, sebelum masuk ke pilar ketiga yaitu “bunda produktif”
.
Sehingga jika saya memilih untuk bekerja di ranah Publik, tetap fokus utama pada anak dan keluarga dan kemuliaan merekalah tetap menjadi tujuan hidup saya. Lebih banyak belajar dan lebih banyak pengorbanan yang harus saya lakukan agar keduanya berjalan seimbang, semoga saya bisa istiqomah menjalankannya.
.
NHW 7 kali ini merupakan verifikasi dari NHW-NHW sebelumnya yang merupakan proses mengenal diri sendiri, di NHW sekarang kita akan menggunakan tools untuk pemetaan bakat yang kita miliki. Untuk melihat bakat diri saya, saya menggunakan tools http://www.temubakat.com dari Abah Rama Royani. Bahkan saya mencoba sampai 3x agar hasilnya benar-benar mencerminkan diri saya, hehehe..Dan ternyata 90% cocok loh, Lets check it out yaa...


.
Dari hasil talent mapping diatas kemudian saya buatkan tabel dibawah apakah yay or nay :


Ternyata benar yah 90% cocok lah hasil talent mapping dengan diri saya sendiri, apalagi dengan peran impian saya di NHW-NHW sebelumnya sebagai MENTOR/FASILITATOR pada bidang ilmu Management Rumah Tangga talenta-talenta yang saya miliki pasti sangat-sangat berguna dan bisa diberdayakan dengan maksimal.  Trus saya senang donk karena insyallah saya tidak salah jurusan karena bisa memaksimalkan talenta yang ada pada diri saya.
.
Begitupun sekarang talenta diri saya ini diberdayakan dengan maksimal untuk saya bekerja di ranah publik, karena sebagai seorang leader pada bidang Design Engineer memang dibutuhkan talenta seperti ambassador, arranger, commander dan juga educator. Rasanya seperti tidak sia-sia dan tidak salah dalam memilih pekerjaan karena memang sesuai passion dan saya cintai.


Nah, diatas ini hal-hal yang tidak saya senangi/kelemahan-kelemahan saya. Banyak juga ya ternyata, dan bisa disimpulkan kalau saya tidak berbakat dalam hal berdagang dan kumpulannya serta dalam bidang keuangan. Anak teknik seperti saya lebih banyak menggunakan logika, sehingga hal-hal yang berbau kreatifitas memang jadi agak sulit.
.
Dari kelemahan diatas bukan lantas menjadi halangan untuk maju, tetapi saya harus fokus pada kelebihan dan bukan pada kekurangan. Karena sejatinya suatu saat kekurangan bisa menjadi kelebihan kita kalau kita mau belajar.
.
Selanjutnya saya buat kuadran aktifitas dari NHW 6 kemarin, dipetakan menurut apa yang kita bisa dan suka. Seperti dibawah ini nih :


Kelihatan kan kegiatan apa yang saya suka dan bisa, dan ternyata memang sudah sesuai dengan bakat saya. Sehingga bakat ini harus lebih dimaksimalkan lagi dan terus belajar, karena sejatinya orang yang mulia itu adalah orang yang senantiasa belajar karena merasa tidak tahu. Trus pe-ernya masih pada aktifitas olahraga, karena di NHW #2 kemarin saya input target untuk berolahraga tapi nyatanya sampai sekarang masih susah dilakukan. Karena dasarnya saya tidak suka dan tidak bisa :D
.
Sekian NHW #7 kali ini, semoga saya bisa menjadi pribadi yang senantiasa memperbaiki diri dan menjadikan kegiatan yang tidak suka dan tidak bisa suatu saat menjadi kegiatan yang setidaknya saya suka. Aamiin
.
.
.
cue_dil
13032019
Tumben gercep ngerjain NHW, beri applause untuk diri sendiri yang semangat belajar



Sumber Bacaan
Institut Ibu Profesional, Kelas Matrikulasi, Materi 7, Rejeki Itu Pasti, Kemuliaan Harus Dicari, 2019

Institut Ibu Profesional, Kelas Matrikulasi, Rejeki Itu Pasti, Kemuliaan Harus Dicari, 2019

Kamis, 07 Maret 2019

Aldila_NHW #6

Belajar Menjadi Manager Keluarga Handal



Setelah membaca materi minggu ke 6 ini berasa ditampol, yak ditampol beneran karena 3 tahun pernikahan tuh saya udah ngapain aja gak jelas. Ternyata oh ternyata, waktu saya banyak terbuang percuma, sia-sia dan gak ada manfaatnya baik untuk diri sendiri maupun untuk keluarga. Saya hanya berkutat dan terkungkung dalam rutinitas, bagaimana tidak 5 x 8 jam seminggu waktu habis dikantor untuk bekerja di ranah public. Selebihnya 6 jam untuk istirahat malam dan melakukan tugas domestic serta membersamai anak dirumah. Trus mau jadi ibu produktif yang mendevelop dirinya sendiri ada dimana donk waktunya? Belum, belum sampe disitu pikirannya. Naudzubillah, kenapa baru hari-hari ikut Matrikulasi ini mikirin diri sendiri, dulu boro-boro mikir mau begini begitu suami anak makan kenyang dan setrikaan rapi semua aja sudah Alhamdulillah.
.
Di materi ke 6 ini saya belajar untuk menjadi “Ibu Manager Keluarga Handal”, yup karena seorang ibu memang luar biasa. Dia tidak hanya melayani suami dan anaknya, tetapi juga menjadi manager keuangan keluarga, ahli pendidikan anak, ahli gizi, dan juga sebagai manager pengendalian karena mengendalikan seluruh pekerjaan yang ada dirumah. Untuk menjadi semua profesi tersebut kira-kira 24 jam sehari cukup gak? Kalo orang perfeksionis macam saya sih jelas gak cukup ya, tapi kalau ngerjain setiap pekerjaan asal selesai ya cukup-cukup aja. Dan ternyata dasar motivasi untuk bekerja di ranah domestic ini akan mempengaruhi kita dalam menangani urusan rumah tangga. 

.
Ibu sebagai Manager Keluarga tentunya memiliki tantangan masing-masing dan semua pekerjaan tidak berjalan lurus-lurus saja. Di materi kali ini ada loh cara untuk menangani kompleksitas tantangan, yaitu :
-        * Put first things first
Sesuatu yang utama menjadi yang utama, buat perencanaan sesuai skala prioritas
-        * One bite at a time
Lakukan setahap demi setahap, sekarang, tanpa menunda-nunda pekerjaan
-        * Delegating
Delegasikan tugas yang bisa didelegasikan, buat panduannya, latih dan buat orang lain patuh terhadap aturan kita

Dengan cara-cara diatas diharapkan kita sebagai ibu tidak hanya SEKEDAR MENJADI IBU, tetapi bisa menjadi manager di bidang kerumahtanggaan.
.
Sudah-sudah, cukup narasinya sekarang masuk ke NHW #6. Jeng…jeng…jeng….sekarang kita belajar menjadi manajer keluarga yang handal. Karena untuk menemukan peran hidup dan mepermudah kita untuk mendampingi peran hidupnya, ada hal-hal yang mengganggu yaitu RUTINITAS. Menjalankan pekerjaan rutin tidak ada habisnya, membuat kita merasa sibuk sehingga tidak ada waktu lagi untuk proses menemukan diri.
.
Maka, kita perlu mengikuti tahapan-tahapan berikut ini :
1.         Tuliskan 3 aktifitas yang paling penting, dan 3 aktifitas yang paling tidak penting



Ini nih saya bikinkan chart berdasarkan prioritas important menurut saya sendiri, mana-mana kegiatan yang memang penting, dan mana kegiatan yang tidak penting bahkan tidak ada manfaatnya sama sekali.
Kegiatan Penting
  • Ibadah : Ini gak usah ditanya, Habluminallah tentunya sangat penting dilakukan.
  • Membersamai anak : Bermain, belajar dan bercengkrama bersama anak merupakan kegiatan yang penting buat saya, karena saya bisa melihat tumbuh kembang dan juga bonding time dengan anak
  • Bekerja di ranah public : Kenapa bekerja di ranah public menjadi penting? Karena bekerja salah satu cara untuk mengembangkan diri saya dan juga ada amanah di kantor yang saya pegang, sehingga saya tidak bisa main-main atau sekedar hadir saja.     
  •  
  • Kegiatan Tidak Penting
  • Menonton drama korea : Kegiatan ini adalah hobi dari dulu dan sekarang malah jadi me time buat saya, biasa saya nonton kalau malam anak dan suami sudah tidur atau bahkan saat weekend. Kalau dilihat dari manfaatnya sebenarnya tidak terlalu penting ya, tapi kok masih dilakukan? Namanya juga manusia buk, masih suka cari hiburan :
  • Bermain media social : Ini juga nih, berawal dari cuma cek IG atau posting dagangan di IG, berakhir jadi nontonin IG story bahkan scrolling home sampe window shopping
  • Scrolling akun gossip di hp : Kegiatan unfaedah berikutnya, saya termasuk mak emak yang gak suka gossip di depan rumah atau bahasanya “nonggo” gtu, nonton TV juga jarang banget. Jadinya kalau mau tau info-info atau update malah nengokin IG akun gossip. Yassalam, maafkan hambamu Ya Allah, semoga saya bisa menghilangkan kegiatan ini dari rutinitas harian.

2.        Waktu anda selama ini habis untuk kegiatan yang mana?
8 jam x 5 = 40 jam seminggu untuk ngantor, dan 6 jam x 7 = 42 jam untuk tidur
Yup, 2 kegiatan ini yang paling banyak menyita waktu hidup saya. Mo gimana yah, kalo ngantor emang udah dari sananya ada waktunya, jam tidur juga dari jam 10 malam sampai jam 4 pagi, kadang malah kurang karena suka nonton drama korea malem-malem. Tapi sepertinya ritme ini perlu diubah, mending baca-baca buku parenting daripada nonton drama korea ya, tapi kok kalo baca bawaannya ngantuk, kalo nonton oppa ganteng malah melek. Memang sesuatu yang baik itu harus dipaksakan ya permirsa :D

3.   Jadikan 3 aktivitas penting menjadi aktivitas dinamis sehari-hari untuk memperbanyak jam terbang peran hidup anda, tengok NHW sebelumnya ya, agar selaras.
Peran hidup saya adalah sebagai fasilitator/mentor pada bidang “Management Keluarga” sehingga saya harus banyak belajar dan praktek untuk ilmu-ilmu yang ingin saya kuasai. Terutama ilmu agama, management keuangan, parenting dan home activity. Selama ini insyallah untuk ibadah dan mencari ilmu agama sudah mulai saya paksakan waktunya, membersamai anak juga begitu ada schedule tetap yang saya paksakan setiap hari untuk bonding time bersama anak. Selain sebagai praktek ilmu parenting dari hasil membaca, juga agar bisa lebih mengenal dan menggali potensi anak saya. Nah, kalau bekerja di ranah public ini sebenarnya meskipun waktunya banyak, tapi bisa saya sambi-sambi. Nyambi baca buku, nyambi belajar, nyambi ngerjain tugas NHW dll di sela-sela waktu bekerja. Jadi sebenarnya kegiatan ini paling dinamis dan bisa menambah jam terbang dari peran hidup saya.

4.      Kemudian kumpulkan aktivitas rutin menjadi satu waktu, berikan “kandang waktu”, dan patuhi cut off time
Sebentar, saya buatkan list kegiatan domestic wajib saya di pagi hari. Karena kegiatan domestic ini merupakan aktivitas rutin yang setiap hari saya lakukan.

Kelihatan kan kalo setiap pagi yang wajib saya lakukan adalah memasak, mandiin Echa dan nyuapin ato nungguin sarapan Echa sampe habis. Eh, memastikan suami sarapan dan ngebekalin juga sih, karena saya dan suami sudah terbiasa bawa bekal dari rumah. Gak ada acara nyapu ngepel, cuci setrika karena saya punya ART dan rumah saya kecil sak uprit, jadi pekerjaan domestic sapu pel memang dikerjakan ART dan juga setrika (ini dari dulu paling males sih panas-panasan depan setrikaan), kalau nyuci baju biasa sore pulang kerja, itupun pake mesin cuci.
Kewajiban saya sebelum saya berangkat kerja memastikan Echa sudah cantik, wangi dan juga kenyang. Sehingga ketika saya tinggal bekerja hati tenang dan dia tinggal belajar atau bermain dengan mainan-mainan/apparatus yang sudah saya display.
Kandang waktu untuk aktivitas rutin sejauh ini sudah saya patuhi, karena jadwal harian saya setiap hari ya gitu-gitu aja sih, dan saya sudah menemukan ritme waktu ini hampir 1 tahun ini.

5.       Jangan ijinkan agenda yang tidak terencana memenuhi jadwal waktu harian anda
Baeklahh…sebenarnya sejauh ini kegiatan saya, suami dan bahkan Echa sudah teratur jam-jam nya, cuma biasa yang suka gak terencana itu kalo abis magrib bapake ngajak nyari jajan atau jalan-jalan ke emol yang cuma 5 menit dari rumah. Walah, wes buyar jadwal belajar sama Echa. Insyallah kedepan lebih tegas saya menolak ajakan bapake yang menggiurkan ini.

6.   Setelah tahap diatas selesai anda tentukan. Buatlah jadwal harian yang paling mudah anda kerjakan.
Karena kegiatan saya lumayan padat, ceileh berasa orang penting aja. Sehingga membuat jadwal harian itu sangat penting untuk saya, nah kalau pake tulis-tulis agenda banyak lupanya sehingga saya memilih menggunakan aplikasi hp, yaitu My Colour Note. Aplikasi ini bisa untuk membuat note ataupun membuat checklist schedule harian. Dibawah ini saya tunjukkan jadwal saya saat weekday dan weekend



Jadwal Weekend diatas biasa saya lakukan pada hari Sabtu, kalau hari Minggu biasanya lebih fleksibel dan keluarga kami ada Family Outing sebulan sekali sehingga tidak ada jadwal tetap di hari Minggu.

7.       Amati selama satu minggu pertama, apakah terlaksana dengan baik?
Sejujurnya jadwal harian saya ini sudah saya laksanakan hamper 1 tahun, kecuali untuk activity belajar ya, karena kan saya baru ikut IIP 2 bulan ini. Dulu setiap jam 8-9 malam biasa saya lakukan untuk reading time bersama Echa atau saya menyelesaikan buku yang saya beli.
Jadi sepertinya kalo untuk 1 minggu ini bisa terlaksana dengan baik karena memang sehari-hari jadwal saya seperti ini.

8.       Kalau tidak segera revisi, kalau baik, lanjutkan sampai dengan 3 bulan.
Nah, karena sepertinya jadwal harian saya ini sudah baik, dengan catatan kurang-kurangi kegiatan yang tidak penting. Sehingga insyallah bisa dilanjutkan sampai 3bulan kedepan. Bismillah semoga membawa perubahan yang lebih baik untuk diri saya dan keluarga.
.
Finally NHW #6 selesai, apalagi tantangan di NHW berikutnya mari kita tunggu. Yang jelas selama 6 minggu mengerjakan NHW ini membuat diri ini lebih jelas, bahasa kerennya mulai menemukan diri yang hilang. Kemana aja buk kemarin, entahlah saya sibuk menjalani hidup kayak air sungai yang Cuma mengalir aja mengikuti arus. Semoga dengan mengikuti program Matrikulasi ini bisa mulai menata diri, sebelum menata anak, keluarga maupun lingkungan. Bismillah…
.
.
.
cue_dil
07032019
Ini upload sambil lembur, udah selesai dari kemarin tapi sempet bingung pertanyaan no.3




Sumber Bacaan :
Institut Ibu Profesional, Kelas Matrikulasi, Materi 6, Ibu Manager Keluarga Handal, 2019
Institut Ibu Profesional, Kelas Matrikulasi, Belajar Menjadi Manager Keluarga Handal, 2019

Tahap Kupu-Kupu : Jurnal Ketujuh

Tahap Kupu-Kupu : Jurnal Pekan Ketujuh Surat Untuk Mentor Surat Untuk Mente 1 ...