Task 3 – Gemari
Pratama Angkatan 2
Bismillahirohmanirrohim...
Minggu ini bahasan di kelas masih
melanjutkan minggu lalu, tentang pilar-pilar gemar rapi. Pilar pertama sampai
dengan keempat minggu kemarin masih ingat ndak? Masih donk, Dilakukan oleh pemilik
barang (owner), penguatan mindset sebagai pondasi awal, perubahan kebiasaan
sebagai tujuan dan pengurangan barang (declutter). Etapi dari task minggu lalu ada sedikit
catatan oleh mbak Indri, selaku fasilitator kelas saya untuk menambahkan
kebiasaan baru (pilar ketiga) ke tabel jenis dan penyebab clutter. Saya
tambahkan sekalian disini aja biar lebih detail untuk task kedua.
Clutter
|
Penyebab
|
Dampak
|
Kebiasaan
Baru
|
Barang
tidak terpakai diatas jendela
|
Suka
menunpuk barang dan meletakkan tidak pada tempatnya
|
Terlihat
kumuh
Menjadi
sarang tikus/kecoa
|
Membuat
alarm terhadap barang yang lama tidak digunakan
|
Storage
tools yang penuh
|
Menyimpan
barang yang sudah tidak bisa dipakai
|
Tools
tidak punya tempat dan tercecer
|
Membuat
identifikasi barang, yang tidak terpakai segera declutter
|
Box
mainan yang menumpuk diatas rak
|
Tidak
ada tempat menaruh box mainan
|
Kurang
indah dipandang
Tidak
aman kalau Echa memanjat untuk mengambil
|
Mencari
tempat lain yang lebih aman, dan memberi identifikasi barang di dalam box
|
Beberapa
kaleng kue diatas meja makan
|
Tidak
segera dimakan/ dibuka tetapi tidak dimakan
|
Akan
kadaluarsa jika tidak segera dimakan
|
Membuka
kue/makanan satu persatu
|
Buku
yang menumpuk dan tidak ditata sesuai kategori di rak
|
Terlalu
banyak buku di rak
|
Rak
buku tidak mampu menampung
Buku
tidak bermanfaat secara maksimal
|
Membeli
barang berdasarkan kebutuhan
mengembalikan
barang ke tempatnya segera setelah digunakan
|
Boneka
yang ditaruh sembarangan
|
Tidak
ada rak boneka/tempat menaruh boneka
|
Boneka
berdebu dan sumber penyakit
Rumah
terlihat penuh dan berantakan
|
Mengembalikan
barang ke tempat semula setelah digunakan
Tidak
menunda-nunda mengerjakan pekerjaan rumah
|
Baju
yang terlalu banyak menumpuk di lemari
|
Lemari
yang terlalu besar sehingga tidak terasa
|
Kesulitan
mengambil baju
Baju
yang dipakai/dimanfaatkan tidak maksimal
|
Membeli
barang berdasarkan kebutuhan
|
Baju
bersih yang ditumpuk di kasur
|
Baju
setelah dicuci/disetrika tidak segera dimasukkan lemari
|
Kesulitan
saat mencari baju yang akan dipakai
|
Tidak
menunda-nunda mengerjakan pekerjaan rumah
|
Alat
masak dan perintilan dapur tidak tertata didalam kitchenset
|
Tidak
ada pembagian space, peng-organise-an letak dalam kitchenset
|
Sulit
untuk mencari barang yang akan dipakai
Tidak
tahu kalau ada bahan makanan yang kadaluarsa/belum terpakai
|
Membuat
identifikasi barang
Mengembalikan
barang ke tempat semula setelah digunakan
|
Banyak
barang di gudang atas yang tidak teridentifikasi
|
Semua
barang yang sudah tidak dipakai/ sedang tidak dipakai diletakkan di gudang
|
Barang
yang tidak dipakai menjadi rusak
Bisa
menjadi sarang tikus dan kecoa
Konsumtif,
karena berpotensi membeli barang lagi jika butuh. Padahal siapa tahu di
gudang ada.
|
Membuat
identifikasi barang yang ada digudang
Membuat
alarm terhadap barang yang lama tidak digunakan
|
.
.
4 pilar selanjutnya apa sih
kira-kira, lumayan panjang penjelasannya karena mencakup banyak aspek.
Ringkasannya bisa dilihat dibawah ini ya.
Kompleks kan 4 pilar yang kedua,
karena ada hubungan dengan green and sustainable living juga. Wah, seneng
banget dong ya karena satu tahun terakhir sedang mendalami dan belajar minim
sampah juga urban farming. Ternyata gemar rapi juga sangat mendukung
pelestarian lingkungan, belajar beberes tapi dampak lingkungannya juga ikutan
dipelajari.
.
.
As always, peer nya gemari selalu
butuh diskusi seluruh anggota keluarga. Dan kali ini karena pertanyaannya
panjang, jadi gak langsung saya todong pas pillow talk. Saya WA dulu
siang-siang kirim soal ke pak suami, dan jawabannya mayan agak nyeleneh.
Malahan awalnya no. 5 gak mudeng maksudnya gimana. Yasudah, tetep aja mesti
dijelasin dulu dan saya rangkum jawabannya kayak begini.
.
Pak suami pinginnya yang pertama
dibenahi adalah ruang utama dan kamar tidur, kemudian taman depan dan gudang.
Sebagian besar kegiatan di keluarga kami memang diruang utama, mulai dari menonton tv, nemenin Echa
mainan sampe makan di satu ruangan. Menurut suami saya, karena interaksi paling
banyak disana jadi ruang utama harus pertama didahulukan agar senantiasa nyaman
dirumah. Dan beliau juga nitip pesan, nanti kalau berbenah ditambahi tanaman
hias aja didalam rumah untuk bersihin udara dan mengurangi radiasi. Baeklah
pak, berkebun memang hobinya jadi tanaman indoor akan saya highlight untuk
proses berbenah nanti. Kekunci jawabannya kalau suami itu emang type anak
rumahan yang jarang kemana-mana bahkan sekedar ngopi diwarung kopi. Suami lebih
milih bikin kopi sendiri dirumah sambil nonton bola atau bacain buku cerita
Echa, bahkan kalau minggu pagi sering juga ngurusi tanaman dan burung lovebird
peliharaannya. Dan dalam berbenah lebih mengutamakan kebersihan daripada
kerapian apalagi yang tampak, berbenah dalam waktu-waktu tertentu dan cenderung
besar-besaran, lebih memilih berbenah yang sesuai dengan hobi misalnya
menggosok kamar mandi, menanam bunga, mencuci mobil.
.
Setelah mengidentifikasi berbagai
macam clutter minggu kemarin, saya memilih membereskan kamar belakang lebih
dahulu dan kemudian dapur dan gudang. Saya orangnya type visual, karena menurut
penglihatan saya yang paling kelihatan berantakan itu di kamar belakang
sehingga menjadi prioritas utama. Baju-baju dikasur, banyak baju di dalam
lemari yang entah kapan terakhir dipakai, dan printilan lain seperti tas,
kain-kain kenang-kenangan dan entah apalagi isi lemari atas. Ngeliatnya aja
bikin saya sumpek, jadi mending ini aja yang didahulukan. Saya lebih
mengutamakan kerapian, kurang suka berbenah yang berhubungan dengan air/tanah,
berbenah secara berkala sesuai jadwal misalnya nyuci baju sminggu 2x,
beres-beres seluruh rumah seminggu sekali.
.
Echa ndak saya wawancara seperti
ayahnya, namun saya hanya mengobservasi dari kesehariannya saja. Karena kebanyakan
aktifitas Echa di pojok belajar dan
pojok baca dikamar, sepertinya pojok belajar yang ada diruang tamu yang akan
jadi prioritasnya. Karena box diatas rak itu menjadi semacam hal menarik untuk
Echa, namun saya belum punya tempat untuk menaruhnya. Dan juga Echa ini type
anak yang kepo, ketika saya melarang maka malah akan dilakukan. Daripada dia
manjatin sofa mw ambil isi box, lebih baik saya selamatkan duluan aja.
Echa dan rak mainannya
Kalau
type berbenah ala Echa ya harus diingatkan berulang-ulang, misalnya untuk ambil
1 mainan balikin 1, mulai bertanggungjawab terhadap kebersihan diri (ngelap
tumpahan air, buang sampah ditempatnya, abis pipis membasuh dan cuci tangan
kaki)
.
Dari jawaban masing-masing keluarga saya tulis ulang ditabel ini a :
.
.
RASA adalah prinsip metode gemar
rapi yang akan menjadi kunci pokok yang juga digunakan sebagai akronim prinsip
Gemar Rapi. Rasa ini meliputi :
Sebuah rumah bila rapi saja
tetapi tidak nyaman, tentu kurang menyenangkan untuk ditempati. Aman tetapi
tidak bersih dan sehat juga kurang bersih. Rapi, bersih, aman, nyaman namun kurang
ramah lingkungan juga nanggung. Sehingga Hygge (istilah Denmark) bisa mewakili RASA tersebut. Hygge adalah
perasaan yang menenangkan dan menyenangkan, tempat yang nyaman adalah tempat
yang kita berada disana kita merasa jauh dari stress dan pikiran negatif.
.
Kriteria hygge setelah saya list
dari hasil observasi dan wawancara dari anggota keluarga dalam rangka memahami
definisi rasa nyaman dirumah antara lain (ini saya jadikan satu jawaban seluruh
keluarga
ü Bunda
gak ngomel-ngomel (makjleb, ketauan kan kalo suka ngomel)
ü Dirumah
bertiga sama Echa dan Bunda sambil baca buku/ ngemil pokoknya bareng-bareng
ü Banyak
tanaman hijau dan suara burung
ü Kamar
mandi bersih dan tidak licin
ü Semua
barang berada ditempatnya masing-masing dan tersusun rapi
ü Makan
masakan rumah bareng-bareng dimeja makan
ü Dibikinin
mainan Bunda dan dibacain buku
ü Bisa
tidur siang bareng-bareng
Intinya di keluarga kami hygge
lebih dirasakan kalau kita bersama-sama dirumah, karena suami saya terutama
merasakan kenyamanan jika kehidupan kita harmonis dan senantiasa dilakukan
bareng apalagi kalau tanaman tambah banyak jadi tambah seger kan.
.
.
Pilar ketujuh, Memenuhi standart
safety dan hygiene. Sek bentar, saya ceki-ceki dulu lingkungan rumah ya.
Hmm...udah, hahaha. Rumah saya dari awal saya hamil disetting untuk menjadi
rumah ramah anak, dan juga prepared
environment montessori. Jadi memperhatikan aspek safety, namun tidak melupakan
kemudahan akses anak-anak biar Echa bisa mandiri. Saya list aja deh sejauh mana
kehidupan sehari-hari kami terkoneksi dengan prinsip safety & hygiene :
Aman / safety ini lebih ke
keselamatan penghuni, baik dari faktor eksternal maupun dari faktor internal
(keridaksengajaan)
Ø Tidak
ada stop kontak dibawah (bisa diakses anak)
Ø Membiasakan
mencabut peralatan elektronik yang tidak dipakai
Stop kontak terletak tinggi, jauh dari jangkauan anak
Ø Tempat
tidur dibawah (tidak menggunakan ranjang yang tinggi)
Ø Menggunakan
kunci ganda untuk pintu rumah dan gembok untuk pintu pagar
Ø Tabung
gas didalam kitchen kabinet dan diberi lubang ventilasi
Ø Lantai
dapur diberi rug agar tidak licin terkena cipratan minyak
Ø Atas
dapur dibuat tinggi dan terdapat lubang ventilasi agar tidak panas dan
bertekanan tinggi
Sehat / higienis itu sebisa
mungkin steril dari kuman dan sumber penyakit. Sehingga bersihnya bukan cuma dari
yang kelihatan mata saja namun juga yang tidak kasat mata.
Ø Menyapu
lantai setiap hari, mengepel lantai 2 hari sekali dan mengganti sprei seminggu
sekali
Ø Membuka
semua jendela dan pintu di pagi hari
Ø Menanam
tanaman di halaman rumah untuk supply oksigen dan tanaman indoor yang mengurangi
efek radiasi
Indoor Plant Pembersih Udara dan Anti Radiasi
Ø Menggunakan
bahan-bahan alami untuk bersih-bersih (ecoenzym untuk mengepel dan mencuci
piring, floor cleaner organik untuk membersihkan meja dapur)
Ecoenzym untuk cuci piring dan ngepel lantai
Floor Cleaner Waterbase
Ø Mempunyai
tempat sampah terpilah, sampah organik langsung masuk komposter, sampah
anorganik disetor ke bank sampah, sampah yang tidak bisa didaur ulang ke TPA
Ø Membiasakan
cuci tangan dengan sabun sebelum makan, cuci tangan dan kaki setiap pulang dari
luar rumah
Ø Menggunakan
essential oil sebagai pengobatan alami saat keluarga sakit ringan
Secara garis besar keluarga kami
sudah terkoneksi dengan prinsip safety dan higienis mungkin 70%, karena masih
ada beberapa produk sehari-hari yang masih menggunakan bahan kimia seperti
sabun mandi, shampo, pencuci baju dan skincare. Kalau safety juga sebisa
mungkin sudah kami perhatikan, sisanya mungkin akses ke gudang atas kamar mandi
yang masih menggunakan tangga manual karena keterbatasan space dapur sehingga
kami tidak memungkinkan untuk membuat tangga permanen.
.
.
Nomer 8 ini malah ngerjainnya
paling duluan, haha...karena paling gampang menurut saya. Alhamdulillah setahun
ini mulai belajar minim sampah dan hidup lebih ramah lingkungan. Jadi langsung
saya jawab aja yaa
-
REFUSE / HINDARI
Dengan membawa
dan memakai zerowaste kit kemanapun pergi, sangat berguna untuk mengindari
sampah/clutter yang masuk kerumah. Mulai dari membawa kantong belanja sendiri
dan grocery ecobags daripada menumpuk kresek dirumah, alat makan, sedotan
stainless dan container box ketika takeaway/ makan diluar dan memakai menspad
sebagai salah satu solusi dari banyaknya sampah pembalut sekali pakai.
Belanja dengan membawa tas belanja sendiri
Belanja ke pasar membawa box dan kantong belanja
-
REDUSE / KURANGI
Di keluarga
kami, belum bisa 100% bebas sampah sehingga mengurangi masuknya sampah kedalam
rumah bisa diusahakan dengan membeli barang kebutuhan sehari-hari dalam kemasan
besar. Misalnya daripada membeli minyak goreng 1 literan, saya memilih yang
wadah jurigen 5 liter nanti bisa dishare dengan tetangga karena beli banyak
harganya jelas lebih murah. Begitu juga dengan beras, beli 25 kg saat promo dan
disharing dengan tetangga. Jadi sampah beberapa kantong, jadi cuma 1 kantong
aja.
Echa semenjak
disapih juga sudah tidak minum sufor menggunakan dot, saya lebih memilih susu
UHT yang gizinya masih terjaga daripada susu terfortifikasi. Namun, tetrapack
susu UHT ini sering jadi masalah karena tidak semua Bank Sampah menerima
kemasan berlapis begini. Sehingga akhirnya saya beli UHT kemasan 1 liter, dan
dimasukkan ke botol kaca asi untuk sekali minum (biasanya 100-200 ml). Meskipun
masih menggunakan tetrapack, namun tidak sebanyak yang kemasan kecil.
-
REUSE / PAKAI BERKALI-KALI
Hampir sebagian
besar barang-barang dirumah yang saya beli itu yang longlasting dan bisa
dipakai berkali-kali. Mulai dari baju, sepatu tas yang lebih milih berkualitas
sehingga bisa dipake lama (tas kerja dipakai 3th baru ganti) , peralatan didapur
seperti piring, sendok, gelas, panci dll yang kebanyakan kado pas nikah dan
dipakai sampai sekarang. Apalagi kalo kerja saya dan suami kan ngebekal...bawa
luncbox sendiri sehingga gak menghasilkan sampah sterofoam atau kertas minyak.
Membawa bekal kekantor dengan Luncbox
-
UPCYCLE / BENTUK KEMBALI
Harusnya R yang
keempat ini Recycle, kalau recycle kan biasa dilakukan oleh industri secara
besar-besaran dan prosesnya dengan meleburkan kembali barang (mencacah atau
dengan panas) nah kalau dalam skala rumah tangga lebih enak dengan istilah
Upcycle karena akan memberikan nilai tambah pada sampah (hasil diskusi di
grup). Upcycle yang sudah dilakukan dirumah sepertinya ada 2 jenis, ini juga
salah satu ikhtiar kami sekeluarga dalam mengolah sampah yang sudah terlanjur
masuk kedalam rumah. Yaitu membuat ecoenzym dan ecobricks, ecoenzym adalah
semacam all purpose liquid yang bisa digunakan untuk cairan pembersih serta
pupuk. Proses pembuatannya sangat mudah karena berasal dari sampah kulit jeruk
ditambah gula aren dan air yang difermentasikan selama 3bulan.
Ecoenzym sebagai all purpose cleaner dari kulit jeruk
Ecobricks adalah
salah satu solusi untuk memanfaatkan sampah plastik yang terlanjur masuk
kedalam rumah, karena saya masih menggunakan banyak barang pabrikan yang dijual
di supermarket. Sehingga untuk mengkandangkan plastik-plastik itu saya bikin ecobricks
dengan botol air mineral 1500 ml yang diisi minimal 500 gr dengan cara dipotong
kecil-kecil dan dipadatkan.
Ecobricks bisa dimanfaatkan untuk furniture/pengganti batu bata
-
REHOME / DONASI
Dari hasil
memilah sampah yang ada dirumah ada beberapa sampah anorganik yang bisa didaur
ulang kembali, yaitu plastik botol-botol , kertas/kardus dan logam2.
Sampah-sampah ini yang saya salurkan ke
bank sampah atau pak rombeng yang lewat didepan rumah agar bisa dimanfaatkan
lagi daripada hanya berpindah ke TPA.
Memilah sampah untuk disetorkan ke Bank Sampah
Selain sampah,
barang-barang layak pakai yang sudah lama tidak terpakai semisal baju-baju,
jilbab, sandal dan buku juga saya salurkan. Biasanya saya tawarkan ke ART ibuk
di Nganjuk, atau saya sumbangkan untuk bazar amal. Mungkin bagi kami sudah
tidak bermanfaat, namun untuk oranglain sangat dibutuhkan daripada hanya
teronggok menjadi clutter mending didonasikan untuk orang lain.
-
REPURPOSE / ALIH FUNGSI
Semenjak mulai
beralih ke hidup minim sampah, keluarga kami sudah berdiet tissue dan
menggantinya dengan lap kain. Ada beberapa handuk Echa pas bayi yang masih bisa
digunakan, namun kebanyakan saya membuat sendiri dari kaos pendek jaman pernah
langsing (eeakk) yang dipotong seukuran saputangan dan dinecikan ke tukang
jahit agar pinggirannya rapi. Sedangkan untuk baju bekas yang sudah tidak layak
pakai, saya potong ukuran besar untuk dimanfaatkan menjadi lap dapur.
Selain baju
bekas, toples plastik dan kardus sepatu juga dapat dimanfaatkan kembali,
biasanya kardus sepatu saya lapisi dengan kertas kado warna-warni dulu dan
setelahnya digunakan untuk tempat perintilan diy mainan Echa.
-
REPLANT / TANAM KEMBALI
Tanam menanam
yang merupakan hobi suami, seringkali saya repotin juga untuk bantu menanam
tanaman pangan gak cuma tanaman hias aja biar sedikit-sedikit ndak beli. Kami
memang tertarik dalam urban farming, tapi masih sebatas mencoba menanam yang
mudah-mudah saja. Sejauh ini yang berhasil baru cabe, tomat, seledri dan daun
mint yang nanemnya juga dari biji/potongan batanganya. Pernah juga replant
bawang pre digelas dan diberi air, beberapa hari masih segar sih namun bau
airnya itu kayak bau busuk. Akhirnya saya tanam ditanah dan malah mati.
Tomat dan cabe yang ditanam dari biji
-
ROT / KEMBALI UNTUK BUMI
Mengkompos
merupakan salah satu solusi untuk mengolah sisa sampah organik, saya membuat
komposter ember didepan rumah dan diisi sampah organik nabati. Yang hewani buat
jatahnya kucing tetangga aja, karena takut kalau dimasukkan ke komposter nanti
jadi bau.
Sejauh ini
alhamdulillah berhasil ya komposnya, sampah organik berhasil terurai dgn baik
dan sudah pernah 2x panen untuk menjadi pupuk tanaman di halaman depan rumah.
Komposter sampah organik nabati
Kira-kira yang sudah dilakukan
oleh keluarga kami agar hidup tidak mencemari lingkungan bisa saya rangkum
seperti tabel dibawah :
.
.
Sekian 8 pilar Gemar Rapi sudah
terbhas semua, alhamdulillah sedikit demi sedikit mulai menguatkan strong why
harus mulai berbenah. Apalagi metode gemar rapi paling komplit dari segala
aspek dan cocok untuk budaya masyarakat Indonesia. Wahh...can’t wait untuk
materi minggu depan nih, pastinya makin seru dari minggu ke minggu.
.
.
.
cue_dil
111019
Tugas kali ini kebanyakan bikin
bagan, jadi ngerjainnya mayan lama
#Task3GP
#gemaripratama
#angkatan2
#GP2kelas2
#menatadirimenatanegeri
#gemariclass
#metodegemarrapi
#berbenahalaIndonesia
#indonesiarapi
#serapiitu
#segemariitu
#gemaripratama
#angkatan2
#GP2kelas2
#menatadirimenatanegeri
#gemariclass
#metodegemarrapi
#berbenahalaIndonesia
#indonesiarapi
#serapiitu
#segemariitu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar