Jumat, 11 Oktober 2019

Aldila_Task Lecture 3


Task 3 – Gemari Pratama Angkatan 2






Bismillahirohmanirrohim...
Minggu ini bahasan di kelas masih melanjutkan minggu lalu, tentang pilar-pilar gemar rapi. Pilar pertama sampai dengan keempat minggu kemarin masih ingat ndak? Masih donk, Dilakukan oleh pemilik barang (owner), penguatan mindset sebagai pondasi awal, perubahan kebiasaan sebagai tujuan dan pengurangan barang (declutter).  Etapi dari task minggu lalu ada sedikit catatan oleh mbak Indri, selaku fasilitator kelas saya untuk menambahkan kebiasaan baru (pilar ketiga) ke tabel jenis dan penyebab clutter. Saya tambahkan sekalian disini aja biar lebih detail untuk task kedua.

Clutter
Penyebab
Dampak
Kebiasaan Baru
Barang tidak terpakai diatas jendela
Suka menunpuk barang dan meletakkan tidak pada tempatnya
Terlihat kumuh
Menjadi sarang tikus/kecoa

Membuat alarm terhadap barang yang lama tidak digunakan
Storage tools yang penuh
Menyimpan barang yang sudah tidak bisa dipakai
Tools tidak punya tempat dan tercecer
Membuat identifikasi barang, yang tidak terpakai segera declutter
Box mainan yang menumpuk diatas rak
Tidak ada tempat menaruh box mainan
Kurang indah dipandang
Tidak aman kalau Echa memanjat untuk mengambil
Mencari tempat lain yang lebih aman, dan memberi identifikasi barang di dalam box
Beberapa kaleng kue diatas meja makan
Tidak segera dimakan/ dibuka tetapi tidak dimakan
Akan kadaluarsa jika tidak segera dimakan
Membuka kue/makanan satu persatu
Buku yang menumpuk dan tidak ditata sesuai kategori di rak
Terlalu banyak buku di rak
Rak buku tidak mampu menampung
Buku tidak bermanfaat secara maksimal
Membeli barang berdasarkan kebutuhan
mengembalikan barang ke tempatnya segera setelah digunakan
Boneka yang ditaruh sembarangan
Tidak ada rak boneka/tempat menaruh boneka
Boneka berdebu dan sumber penyakit
Rumah terlihat penuh dan berantakan
Mengembalikan barang ke tempat semula setelah digunakan
Tidak menunda-nunda mengerjakan pekerjaan rumah
Baju yang terlalu banyak menumpuk di lemari
Lemari yang terlalu besar sehingga tidak terasa
Kesulitan mengambil baju
Baju yang dipakai/dimanfaatkan tidak maksimal
Membeli barang berdasarkan kebutuhan
Baju bersih yang ditumpuk di kasur
Baju setelah dicuci/disetrika tidak segera dimasukkan lemari
Kesulitan saat mencari baju yang akan dipakai
Tidak menunda-nunda mengerjakan pekerjaan rumah
Alat masak dan perintilan dapur tidak tertata didalam kitchenset
Tidak ada pembagian space, peng-organise-an letak dalam kitchenset
Sulit untuk mencari barang yang akan dipakai
Tidak tahu kalau ada bahan makanan yang kadaluarsa/belum terpakai
Membuat identifikasi barang
Mengembalikan barang ke tempat semula setelah digunakan
Banyak barang di gudang atas yang tidak teridentifikasi
Semua barang yang sudah tidak dipakai/ sedang tidak dipakai diletakkan di gudang
Barang yang tidak dipakai menjadi rusak
Bisa menjadi sarang tikus dan kecoa
Konsumtif, karena berpotensi membeli barang lagi jika butuh. Padahal siapa tahu di gudang ada.
Membuat identifikasi barang yang ada digudang
Membuat alarm terhadap barang yang lama tidak digunakan
.
.  
4 pilar selanjutnya apa sih kira-kira, lumayan panjang penjelasannya karena mencakup banyak aspek. Ringkasannya bisa dilihat dibawah ini ya.


Kompleks kan 4 pilar yang kedua, karena ada hubungan dengan green and sustainable living juga. Wah, seneng banget dong ya karena satu tahun terakhir sedang mendalami dan belajar minim sampah juga urban farming. Ternyata gemar rapi juga sangat mendukung pelestarian lingkungan, belajar beberes tapi dampak lingkungannya juga ikutan dipelajari.
.
.
As always, peer nya gemari selalu butuh diskusi seluruh anggota keluarga. Dan kali ini karena pertanyaannya panjang, jadi gak langsung saya todong pas pillow talk. Saya WA dulu siang-siang kirim soal ke pak suami, dan jawabannya mayan agak nyeleneh. Malahan awalnya no. 5 gak mudeng maksudnya gimana. Yasudah, tetep aja mesti dijelasin dulu dan saya rangkum jawabannya kayak begini.
.
Pak suami pinginnya yang pertama dibenahi adalah ruang utama dan kamar tidur, kemudian taman depan dan gudang. Sebagian besar kegiatan di keluarga kami memang diruang  utama, mulai dari menonton tv, nemenin Echa mainan sampe makan di satu ruangan. Menurut suami saya, karena interaksi paling banyak disana jadi ruang utama harus pertama didahulukan agar senantiasa nyaman dirumah. Dan beliau juga nitip pesan, nanti kalau berbenah ditambahi tanaman hias aja didalam rumah untuk bersihin udara dan mengurangi radiasi. Baeklah pak, berkebun memang hobinya jadi tanaman indoor akan saya highlight untuk proses berbenah nanti. Kekunci jawabannya kalau suami itu emang type anak rumahan yang jarang kemana-mana bahkan sekedar ngopi diwarung kopi. Suami lebih milih bikin kopi sendiri dirumah sambil nonton bola atau bacain buku cerita Echa, bahkan kalau minggu pagi sering juga ngurusi tanaman dan burung lovebird peliharaannya. Dan dalam berbenah lebih mengutamakan kebersihan daripada kerapian apalagi yang tampak, berbenah dalam waktu-waktu tertentu dan cenderung besar-besaran, lebih memilih berbenah yang sesuai dengan hobi misalnya menggosok kamar mandi, menanam bunga, mencuci mobil.
.
Setelah mengidentifikasi berbagai macam clutter minggu kemarin, saya memilih membereskan kamar belakang lebih dahulu dan kemudian dapur dan gudang. Saya orangnya type visual, karena menurut penglihatan saya yang paling kelihatan berantakan itu di kamar belakang sehingga menjadi prioritas utama. Baju-baju dikasur, banyak baju di dalam lemari yang entah kapan terakhir dipakai, dan printilan lain seperti tas, kain-kain kenang-kenangan dan entah apalagi isi lemari atas. Ngeliatnya aja bikin saya sumpek, jadi mending ini aja yang didahulukan. Saya lebih mengutamakan kerapian, kurang suka berbenah yang berhubungan dengan air/tanah, berbenah secara berkala sesuai jadwal misalnya nyuci baju sminggu 2x, beres-beres seluruh rumah seminggu sekali.
.
Echa ndak saya wawancara seperti ayahnya, namun saya hanya mengobservasi  dari kesehariannya saja. Karena kebanyakan aktifitas Echa  di pojok belajar dan pojok baca dikamar, sepertinya pojok belajar yang ada diruang tamu yang akan jadi prioritasnya. Karena box diatas rak itu menjadi semacam hal menarik untuk Echa, namun saya belum punya tempat untuk menaruhnya. Dan juga Echa ini type anak yang kepo, ketika saya melarang maka malah akan dilakukan. Daripada dia manjatin sofa mw ambil isi box, lebih baik saya selamatkan duluan aja.

Echa dan rak mainannya

Kalau type berbenah ala Echa ya harus diingatkan berulang-ulang, misalnya untuk ambil 1 mainan balikin 1, mulai bertanggungjawab terhadap kebersihan diri (ngelap tumpahan air, buang sampah ditempatnya, abis pipis membasuh dan cuci tangan kaki)
.
Dari jawaban masing-masing keluarga saya tulis ulang ditabel ini a :


.
.
RASA adalah prinsip metode gemar rapi yang akan menjadi kunci pokok yang juga digunakan sebagai akronim prinsip Gemar Rapi. Rasa ini meliputi :



Sebuah rumah bila rapi saja tetapi tidak nyaman, tentu kurang menyenangkan untuk ditempati. Aman tetapi tidak bersih dan sehat juga kurang bersih. Rapi, bersih, aman, nyaman namun kurang ramah lingkungan juga nanggung. Sehingga Hygge (istilah Denmark)  bisa mewakili RASA tersebut. Hygge adalah perasaan yang menenangkan dan menyenangkan, tempat yang nyaman adalah tempat yang kita berada disana kita merasa jauh dari stress dan pikiran negatif.
.
Kriteria hygge setelah saya list dari hasil observasi dan wawancara dari anggota keluarga dalam rangka memahami definisi rasa nyaman dirumah antara lain (ini saya jadikan satu jawaban seluruh keluarga
ü  Bunda gak ngomel-ngomel (makjleb, ketauan kan kalo suka ngomel)
  ü  Dirumah bertiga sama Echa dan Bunda sambil baca buku/ ngemil pokoknya bareng-bareng
  ü  Banyak tanaman hijau dan suara burung
  ü  Kamar mandi bersih dan tidak licin
  ü  Semua barang berada ditempatnya masing-masing dan tersusun rapi
  ü  Makan masakan rumah bareng-bareng dimeja makan
  ü  Dibikinin mainan Bunda dan dibacain buku
  ü  Bisa tidur siang bareng-bareng

Intinya di keluarga kami hygge lebih dirasakan kalau kita bersama-sama dirumah, karena suami saya terutama merasakan kenyamanan jika kehidupan kita harmonis dan senantiasa dilakukan bareng apalagi kalau tanaman tambah banyak jadi tambah seger kan.
.
.
Pilar ketujuh, Memenuhi standart safety dan hygiene. Sek bentar, saya ceki-ceki dulu lingkungan rumah ya. Hmm...udah, hahaha. Rumah saya dari awal saya hamil disetting untuk menjadi rumah ramah anak,  dan juga prepared environment montessori. Jadi memperhatikan aspek safety, namun tidak melupakan kemudahan akses anak-anak biar Echa bisa mandiri. Saya list aja deh sejauh mana kehidupan sehari-hari kami terkoneksi dengan prinsip safety & hygiene :

Aman / safety ini lebih ke keselamatan penghuni, baik dari faktor eksternal maupun dari faktor internal (keridaksengajaan)
  Ø  Tidak ada stop kontak dibawah (bisa diakses anak)
  Ø  Membiasakan mencabut peralatan elektronik yang tidak dipakai
Stop kontak terletak tinggi, jauh dari jangkauan anak

  Ø  Tempat tidur dibawah (tidak menggunakan ranjang yang tinggi)
  Ø  Menggunakan kunci ganda untuk pintu rumah dan gembok untuk pintu pagar
  Ø  Tabung gas didalam kitchen kabinet dan diberi lubang ventilasi
  Ø  Lantai dapur diberi rug agar tidak licin terkena cipratan minyak
  Ø  Atas dapur dibuat tinggi dan terdapat lubang ventilasi agar tidak panas dan bertekanan tinggi

Sehat / higienis itu sebisa mungkin steril dari kuman dan sumber penyakit. Sehingga bersihnya bukan cuma dari yang kelihatan mata saja namun juga yang tidak kasat mata.

  Ø  Menyapu lantai setiap hari, mengepel lantai 2 hari sekali dan mengganti sprei seminggu sekali
  Ø  Membuka semua jendela dan pintu di pagi hari
  Ø  Menanam tanaman di halaman rumah untuk supply oksigen dan tanaman indoor yang mengurangi efek radiasi
Indoor Plant Pembersih Udara dan Anti Radiasi

  Ø  Menggunakan bahan-bahan alami untuk bersih-bersih (ecoenzym untuk mengepel dan mencuci piring, floor cleaner organik untuk membersihkan meja dapur)
Ecoenzym untuk cuci piring dan ngepel lantai

Floor Cleaner Waterbase

    Ø  Mempunyai tempat sampah terpilah, sampah organik langsung masuk komposter, sampah anorganik disetor ke bank sampah, sampah yang tidak bisa didaur ulang ke TPA
  Ø  Membiasakan cuci tangan dengan sabun sebelum makan, cuci tangan dan kaki setiap pulang dari luar rumah
  Ø  Menggunakan essential oil sebagai pengobatan alami saat keluarga sakit ringan

Secara garis besar keluarga kami sudah terkoneksi dengan prinsip safety dan higienis mungkin 70%, karena masih ada beberapa produk sehari-hari yang masih menggunakan bahan kimia seperti sabun mandi, shampo, pencuci baju dan skincare. Kalau safety juga sebisa mungkin sudah kami perhatikan, sisanya mungkin akses ke gudang atas kamar mandi yang masih menggunakan tangga manual karena keterbatasan space dapur sehingga kami tidak memungkinkan untuk membuat tangga permanen.
.
.
Nomer 8 ini malah ngerjainnya paling duluan, haha...karena paling gampang menurut saya. Alhamdulillah setahun ini mulai belajar minim sampah dan hidup lebih ramah lingkungan. Jadi langsung saya jawab aja yaa


-          REFUSE / HINDARI
Dengan membawa dan memakai zerowaste kit kemanapun pergi, sangat berguna untuk mengindari sampah/clutter yang masuk kerumah. Mulai dari membawa kantong belanja sendiri dan grocery ecobags daripada menumpuk kresek dirumah, alat makan, sedotan stainless dan container box ketika takeaway/ makan diluar dan memakai menspad sebagai salah satu solusi dari banyaknya sampah pembalut sekali pakai.
Belanja dengan membawa tas belanja sendiri











Belanja ke pasar membawa box dan kantong belanja 

-          REDUSE / KURANGI
Di keluarga kami, belum bisa 100% bebas sampah sehingga mengurangi masuknya sampah kedalam rumah bisa diusahakan dengan membeli barang kebutuhan sehari-hari dalam kemasan besar. Misalnya daripada membeli minyak goreng 1 literan, saya memilih yang wadah jurigen 5 liter nanti bisa dishare dengan tetangga karena beli banyak harganya jelas lebih murah. Begitu juga dengan beras, beli 25 kg saat promo dan disharing dengan tetangga. Jadi sampah beberapa kantong, jadi cuma 1 kantong aja.
Echa semenjak disapih juga sudah tidak minum sufor menggunakan dot, saya lebih memilih susu UHT yang gizinya masih terjaga daripada susu terfortifikasi. Namun, tetrapack susu UHT ini sering jadi masalah karena tidak semua Bank Sampah menerima kemasan berlapis begini. Sehingga akhirnya saya beli UHT kemasan 1 liter, dan dimasukkan ke botol kaca asi untuk sekali minum (biasanya 100-200 ml). Meskipun masih menggunakan tetrapack, namun tidak sebanyak yang kemasan kecil.

-          REUSE / PAKAI BERKALI-KALI
Hampir sebagian besar barang-barang dirumah yang saya beli itu yang longlasting dan bisa dipakai berkali-kali. Mulai dari baju, sepatu tas yang lebih milih berkualitas sehingga bisa dipake lama (tas kerja dipakai 3th baru ganti) , peralatan didapur seperti piring, sendok, gelas, panci dll yang kebanyakan kado pas nikah dan dipakai sampai sekarang. Apalagi kalo kerja saya dan suami kan ngebekal...bawa luncbox sendiri sehingga gak menghasilkan sampah sterofoam atau kertas minyak.
Membawa bekal kekantor dengan Luncbox

-          UPCYCLE / BENTUK KEMBALI
Harusnya R yang keempat ini Recycle, kalau recycle kan biasa dilakukan oleh industri secara besar-besaran dan prosesnya dengan meleburkan kembali barang (mencacah atau dengan panas) nah kalau dalam skala rumah tangga lebih enak dengan istilah Upcycle karena akan memberikan nilai tambah pada sampah (hasil diskusi di grup). Upcycle yang sudah dilakukan dirumah sepertinya ada 2 jenis, ini juga salah satu ikhtiar kami sekeluarga dalam mengolah sampah yang sudah terlanjur masuk kedalam rumah. Yaitu membuat ecoenzym dan ecobricks, ecoenzym adalah semacam all purpose liquid yang bisa digunakan untuk cairan pembersih serta pupuk. Proses pembuatannya sangat mudah karena berasal dari sampah kulit jeruk ditambah gula aren dan air yang difermentasikan selama 3bulan.
Ecoenzym sebagai all purpose cleaner dari kulit jeruk

Ecobricks adalah salah satu solusi untuk memanfaatkan sampah plastik yang terlanjur masuk kedalam rumah, karena saya masih menggunakan banyak barang pabrikan yang dijual di supermarket. Sehingga untuk mengkandangkan plastik-plastik itu saya bikin ecobricks dengan botol air mineral 1500 ml yang diisi minimal 500 gr dengan cara dipotong kecil-kecil dan dipadatkan.
Ecobricks bisa dimanfaatkan untuk furniture/pengganti batu bata


-          REHOME / DONASI
Dari hasil memilah sampah yang ada dirumah ada beberapa sampah anorganik yang bisa didaur ulang kembali, yaitu plastik botol-botol , kertas/kardus dan logam2. Sampah-sampah ini  yang saya salurkan ke bank sampah atau pak rombeng yang lewat didepan rumah agar bisa dimanfaatkan lagi daripada hanya berpindah ke TPA.
Memilah sampah untuk disetorkan ke Bank Sampah

Selain sampah, barang-barang layak pakai yang sudah lama tidak terpakai semisal baju-baju, jilbab, sandal dan buku juga saya salurkan. Biasanya saya tawarkan ke ART ibuk di Nganjuk, atau saya sumbangkan untuk bazar amal. Mungkin bagi kami sudah tidak bermanfaat, namun untuk oranglain sangat dibutuhkan daripada hanya teronggok menjadi clutter mending didonasikan untuk orang lain.

-          REPURPOSE / ALIH FUNGSI
Semenjak mulai beralih ke hidup minim sampah, keluarga kami sudah berdiet tissue dan menggantinya dengan lap kain. Ada beberapa handuk Echa pas bayi yang masih bisa digunakan, namun kebanyakan saya membuat sendiri dari kaos pendek jaman pernah langsing (eeakk) yang dipotong seukuran saputangan dan dinecikan ke tukang jahit agar pinggirannya rapi. Sedangkan untuk baju bekas yang sudah tidak layak pakai, saya potong ukuran besar untuk dimanfaatkan menjadi lap dapur.
Selain baju bekas, toples plastik dan kardus sepatu juga dapat dimanfaatkan kembali, biasanya kardus sepatu saya lapisi dengan kertas kado warna-warni dulu dan setelahnya digunakan untuk tempat perintilan diy mainan Echa.

-          REPLANT / TANAM KEMBALI
Tanam menanam yang merupakan hobi suami, seringkali saya repotin juga untuk bantu menanam tanaman pangan gak cuma tanaman hias aja biar sedikit-sedikit ndak beli. Kami memang tertarik dalam urban farming, tapi masih sebatas mencoba menanam yang mudah-mudah saja. Sejauh ini yang berhasil baru cabe, tomat, seledri dan daun mint yang nanemnya juga dari biji/potongan batanganya. Pernah juga replant bawang pre digelas dan diberi air, beberapa hari masih segar sih namun bau airnya itu kayak bau busuk. Akhirnya saya tanam ditanah dan malah mati.
Tomat dan cabe yang ditanam dari biji

-          ROT / KEMBALI UNTUK BUMI
Mengkompos merupakan salah satu solusi untuk mengolah sisa sampah organik, saya membuat komposter ember didepan rumah dan diisi sampah organik nabati. Yang hewani buat jatahnya kucing tetangga aja, karena takut kalau dimasukkan ke komposter nanti jadi bau.
Sejauh ini alhamdulillah berhasil ya komposnya, sampah organik berhasil terurai dgn baik dan sudah pernah 2x panen untuk menjadi pupuk tanaman di halaman depan rumah.
Komposter sampah organik nabati

Kira-kira yang sudah dilakukan oleh keluarga kami agar hidup tidak mencemari lingkungan bisa saya rangkum seperti tabel dibawah :
.
.
Sekian 8 pilar Gemar Rapi sudah terbhas semua, alhamdulillah sedikit demi sedikit mulai menguatkan strong why harus mulai berbenah. Apalagi metode gemar rapi paling komplit dari segala aspek dan cocok untuk budaya masyarakat Indonesia. Wahh...can’t wait untuk materi minggu depan nih, pastinya makin seru dari minggu ke minggu.
.
.
.
cue_dil
111019
Tugas kali ini kebanyakan bikin bagan, jadi ngerjainnya mayan lama

#Task3GP
#gemaripratama
#angkatan2
#GP2kelas2
#menatadirimenatanegeri
#gemariclass
#metodegemarrapi
#berbenahalaIndonesia
#indonesiarapi
#serapiitu
#segemariitu


Sumber Bacaan :
_Materi Pilar-Pilar Gemar Rapi (Bagian 2), Gemar Rapi, 2019_
_Materi Suplemen, Green & Sustainable Living, 2019_
_Foto-foto dokumentasi pribadi, 2019_

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tahap Kupu-Kupu : Jurnal Ketujuh

Tahap Kupu-Kupu : Jurnal Pekan Ketujuh Surat Untuk Mentor Surat Untuk Mente 1 ...