Selasa, 24 November 2020

Jurnal Menata Diri - Pekan 4

  Menyederhanakan Beban Jiwa berupa Perasaan/Pikiran

Gemari Madya 2





Minggu keempat dan merupakan minggu terakhir dari Materi Menata Jiwa kita diajak untuk meregulasi emosi dan juga melakukan strategi regulasi beban jiwa

HAL YANG MEMBANGKITKAN MOOD/MENAIKKAN EMOSI POSITIF

-      Makan makanan yang berkuah dan pedas, misalnya bakso, mie ayam dll. Selain biar bisa lega karena kepedasan juga bikin bahagia makan makanan yang berkuah buat saya.

-      Naik motor keliling kota sambil cari angin segar

-   Keruntelan bertiga sama suami dan anak di rumah, nyalain AC yang dingin sambil ngemil atau nonton TV. Intinya saya butuh pelukan suami dan anak saat mood nya lagi jelek

 

PROSES DALAM MEREGULASI EMOSI

Biasanya saat saya sedang Emosi, saya memilih untuk dirumah saja. Menghindari bertemu dengan oranglain, agar gak mudah senggol bacok dan juga biar gak gampang tersinggung.

Dirumah saya bisa meluk anak dan suami, guyon dan melihat senyum mereka biar lebih turun emosinya. Setelah mulai reda baru bisa berpikir jernih dan mencari solusi jalan keluar dari permasalahan yang terjadi. Tak jarang juga berdiskusi dengan suami, karena suami adalah orang yang paling netral menurut saya. Beliau selalu melihat masalah dari sudut padang yang objektif dan mengesampingkan perasaan. Jadi saat suami memberikan solusi saya bisa berpikir dan mengambil keputusan lebih bijaksana dan minim emosi.

 

3 STRATEGI REGULASI EMOSI POSITIF YANG SERING DIALAMI

-      Membandingkan Permasalahan

Karena hidup tidak hanya ada 1 atau 2 masalah, tetapi ada berbagai macam masalah dan kadangkala permasalahan tersebut mirip atau bahkan saling berhubungan. Begitupun dalam hidup saya, jika ada suatu permasalahan yang ada maka saya berpikir dulu apakah hal ini pernah saya alami. Selalu ada hal yang bisa dibandingkan antara permasalahan yang 1 dan lainnya, dan kadangkala ada solusi karena saya pernah mengalami masalah seperti itu.

-      Pemaknaan Positif

Ketika masalah datang, saya mencoba menaikkan emosi positif terlebih dahulu agar bisa bersikap netral dan tidak mengambil keputusan secara emosional. Kemudian mencoba mengambil sisi positif dari masalah yang datang, karena saya percaya segala sesuatu yang terjadi dalam hidup saya adalah hal-hal yang bisa saya lewati dalam kapasitas saya.

-      Perencanaan

Ini agak-agak berbeda dengan kebanyakan cewek lain mungkin ya, tapi saya memilih fokus kepada solusi daripada masalahnya. Jadi daripada menghabiskan energi mengutuk dan menyesali masalah yang datang, lebih baik memikirkan step by step solusi dan merencanakannya dengan baik.

 

STRATEGI UNTUK MEREGULASI BEBAN JIWA BERUPA PIKIRAN/PERASAAN

-  Tabungan pendidikan anak, jujur kalo cuma sampai SD masih belum cukup untuk sekolah di sekolahan paling mentereng di Gresik. Tapi untuk sekolah swasta di dekat rumah insya Allah udah cukup.

Strategi : Perencanaan (refocus on planning)

Jadi sekarang mulai survey-survey beberapa sekolah SD, kemudian bikin list yang sesuai dengan value keluarga. Kan belum tentu juga yang mahal sesuai kurikulum dan value nya sama keluarga kami. Kemudian bikin beberapa opsi dan juga nambahin tabungan, entah nanti mau sekolah dimana yang penting udah ada tabungannya

-      Was-was dengan kondisi keuangan keluarga dan tabungan dana darurat, karena salary belakangan ini dapetnya gak full 100%

Strategi : Memikirkan hal Positif (Positive Refocusing)

Dengan keadaan seperti ini awalnya membuat saya sedih dan sempat kepikiran, namun suami saya bilang disyukuri saja karena banyak orang yang lebih susah daripada kita. Akhirnya saya tidak ambil pusing dan mencoba membuat pengaturan keuangan bulanan lebih rapat lagi, gimanapun pemasukan yang ada harus dicukupkan untuk sebulan. Jadi ada beberapa pos yang tidak penting harus dipangkas misalnya untuk jajan gofood, pulang kampung sebulan sekali dan juga belanja yang bukan kebutuhan primer. Jadinya nanti saat sisa salary saya dapatkan, bisa untuk tabungan dan menambal dana darurat yang sempat terpakai. Anggap saja saya sedang menabung yang dipaksakan.

-     Sempet punya perasaan takut hamil lagi, karena ngerasa gak siap punya anak 2 dengan kondisi masih menjadi ibu bekerja.

Strategi : Pemaknaan Positif (Positive Reapraisal)

Awalnya memang sempat takut kalau gak mampu dan ragu sama kemampuan diri sendiri, tetapi semenjak saya tau kalau positif hamil perspektif saya menjadi berbeda. Saya merasa Allah memberi saya rejeki hamil anak kedua berarti menganggap saya mampu menerima amanah ini. Alhamdulillah, selalu ada hal yang bisa disyukuri.

.

.

.

@cuedil

241120

 

 

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tahap Kupu-Kupu : Jurnal Ketujuh

Tahap Kupu-Kupu : Jurnal Pekan Ketujuh Surat Untuk Mentor Surat Untuk Mente 1 ...