Menyederhanakan Beban Jiwa berupa Perasaan/Pikiran
Gemari Madya 2
Minggu keempat dan merupakan minggu terakhir dari Materi
Menata Jiwa kita diajak untuk meregulasi emosi dan juga melakukan strategi
regulasi beban jiwa
HAL YANG
MEMBANGKITKAN MOOD/MENAIKKAN EMOSI POSITIF
- Makan makanan yang
berkuah dan pedas, misalnya bakso, mie ayam dll. Selain biar bisa lega karena
kepedasan juga bikin bahagia makan makanan yang berkuah buat saya.
- Naik motor keliling kota
sambil cari angin segar
- Keruntelan bertiga sama
suami dan anak di rumah, nyalain AC yang dingin sambil ngemil atau nonton TV.
Intinya saya butuh pelukan suami dan anak saat mood nya lagi jelek
PROSES DALAM
MEREGULASI EMOSI
Biasanya saat saya sedang Emosi, saya memilih untuk
dirumah saja. Menghindari bertemu dengan oranglain, agar gak mudah senggol
bacok dan juga biar gak gampang tersinggung.
Dirumah saya bisa meluk anak dan suami, guyon dan melihat
senyum mereka biar lebih turun emosinya. Setelah mulai reda baru bisa berpikir
jernih dan mencari solusi jalan keluar dari permasalahan yang terjadi. Tak
jarang juga berdiskusi dengan suami, karena suami adalah orang yang paling
netral menurut saya. Beliau selalu melihat masalah dari sudut padang yang
objektif dan mengesampingkan perasaan. Jadi saat suami memberikan solusi saya
bisa berpikir dan mengambil keputusan lebih bijaksana dan minim emosi.
3 STRATEGI
REGULASI EMOSI POSITIF YANG SERING DIALAMI
- Membandingkan Permasalahan
Karena hidup tidak hanya ada 1 atau 2 masalah, tetapi ada berbagai macam
masalah dan kadangkala permasalahan tersebut mirip atau bahkan saling
berhubungan. Begitupun dalam hidup saya, jika ada suatu permasalahan yang ada
maka saya berpikir dulu apakah hal ini pernah saya alami. Selalu ada hal yang
bisa dibandingkan antara permasalahan yang 1 dan lainnya, dan kadangkala ada
solusi karena saya pernah mengalami masalah seperti itu.
- Pemaknaan Positif
Ketika masalah datang, saya mencoba menaikkan emosi positif terlebih dahulu
agar bisa bersikap netral dan tidak mengambil keputusan secara emosional.
Kemudian mencoba mengambil sisi positif dari masalah yang datang, karena saya
percaya segala sesuatu yang terjadi dalam hidup saya adalah hal-hal yang bisa
saya lewati dalam kapasitas saya.
- Perencanaan
Ini agak-agak berbeda dengan kebanyakan cewek lain mungkin ya, tapi saya
memilih fokus kepada solusi daripada masalahnya. Jadi daripada menghabiskan
energi mengutuk dan menyesali masalah yang datang, lebih baik memikirkan step
by step solusi dan merencanakannya dengan baik.
STRATEGI UNTUK
MEREGULASI BEBAN JIWA BERUPA PIKIRAN/PERASAAN
- Tabungan pendidikan anak,
jujur kalo cuma sampai SD masih belum cukup untuk sekolah di sekolahan paling
mentereng di Gresik. Tapi untuk sekolah swasta di dekat rumah insya Allah udah
cukup.
Strategi : Perencanaan (refocus on planning)
Jadi sekarang mulai survey-survey beberapa sekolah SD, kemudian bikin list
yang sesuai dengan value keluarga. Kan belum tentu juga yang mahal sesuai
kurikulum dan value nya sama keluarga kami. Kemudian bikin beberapa opsi dan
juga nambahin tabungan, entah nanti mau sekolah dimana yang penting udah ada
tabungannya
- Was-was dengan kondisi
keuangan keluarga dan tabungan dana darurat, karena salary belakangan ini
dapetnya gak full 100%
Strategi : Memikirkan hal Positif (Positive Refocusing)
Dengan keadaan seperti ini awalnya membuat saya sedih dan sempat kepikiran,
namun suami saya bilang disyukuri saja karena banyak orang yang lebih susah
daripada kita. Akhirnya saya tidak ambil pusing dan mencoba membuat pengaturan
keuangan bulanan lebih rapat lagi, gimanapun pemasukan yang ada harus
dicukupkan untuk sebulan. Jadi ada beberapa pos yang tidak penting harus
dipangkas misalnya untuk jajan gofood, pulang kampung sebulan sekali dan juga
belanja yang bukan kebutuhan primer. Jadinya nanti saat sisa salary saya
dapatkan, bisa untuk tabungan dan menambal dana darurat yang sempat terpakai.
Anggap saja saya sedang menabung yang dipaksakan.
- Sempet punya perasaan
takut hamil lagi, karena ngerasa gak siap punya anak 2 dengan kondisi masih menjadi
ibu bekerja.
Strategi : Pemaknaan Positif (Positive Reapraisal)
Awalnya memang sempat takut kalau gak mampu dan ragu sama kemampuan diri sendiri, tetapi semenjak saya tau kalau positif hamil perspektif saya menjadi berbeda. Saya merasa Allah memberi saya rejeki hamil anak kedua berarti menganggap saya mampu menerima amanah ini. Alhamdulillah, selalu ada hal yang bisa disyukuri.
.
.
.
@cuedil
241120
Tidak ada komentar:
Posting Komentar