Senin, 12 Oktober 2020

Jurnal Menata Diri - Pekan 1

 Beban Jiwa itu ...

Gemari Madya 2



Minggu pertama di kelas Menata Diri (Gemari Madya 2) diperkenalkan dengan area pertama yaitu Menata Jiwa. Woww kan, sebelum menata bagian lain dalam diri kita akan menyelami sumber dari segala keruwetan. Yaitu hati, pikiran dan perasaan alias jiwa karena tanpa kita sadari sesungguhnya clutter jiwa itu yang paling sering mengganggu hidup kita. 

.

Kami dikenalkan dengan apa itu clutter jiwa, ciri-cirinya, dan juga cara mengidentifikasi. Namun, sebelum masuk jauh kedalam saya akan menuliskan tentang hal-hal yang menjadi dasar kenapa harus menata jiwa.

 

Motivasi

 

Motivasi adalah segala hal yang menjadi dorongan dan alasan seseorang untuk mencapai sesuatu dengan tujuan tertentu. Motivasi bisa datang dari dalam diri sendiri maupun orang lain. Dengan adanya motivasi orang akan lebih semangat dalam mencapai tujuan. Nah, setelah paham akan definisi motivasi jadi apa sih yang menjadi alasan saya harus menata jiwa : 

.

Allah swt sebagai pemilik seluruh kehidupan, termasuk hidup saya. Sebagai rasa syukur saya sudah ada di dunia ini sampai saat ini sehat dan tidak kekurangan apapun. Dengan menata diri hidup kita dalam beribadahpun akan lebih tenang dan khusyuk, tentunya motivasi ini yang sangat kuat untuk saya harus berubah. 

.

Diri sendiri harus bahagia, agak-agak egois tapi bagaimana saya bisa mencintai dan memikirkan oranglain kalau ke diri sendiri masih dzolim. Bahagia dan hidup tenang tanpa clutter tentu akan dapat mengisi tanki cinta orang-orang di sekeliling saya.

.

Keluarga terutama suami dan anak, kasihan kan kalo mak nya ngomel mulu karena otaknya mbuwlet. Menata jiwa menjadi lebih baik agar orang-orang di sekeliling saya juga ikut bahagia. Selain itu agar kehidupan keluarga kami lebih harmonis karena ibu sebagai manager keluarga sudah tuntas dengan dirinya sendiri.

 

Ketika overwhelmed, kecenderungan seperti apa yang biasanya/sering/pernah/dialami. Gelisah atau depresi?

 

Saya type orang yang perfeksionist, ketika melakukan sesuatu dalam segala hal harus total. Bukan berarti hasilnya harus sempurna ya, tapi setidaknya effort dan pengorbanan yang saya lakukan dalam melakukan hal tsb harus maksimal dari apa yang saya bisa. Nah, sifat ini yang bikin saya sering overwhelmed, ini gak bagus ya karena tentu berefek ke keadaan diri dan bahkan ke kesehatan.

.

Kalau saya pribadi kecenderungan ketika overwhelmed biasanya tergantung tingkatannya juga, kalau masih tingkat rendah alias cuma kepikiran hal-hal yang sepele atau kebanyakan informasi paling ya cuma gak fokus atau makan kebanyakan. Aneh memang, tapi gak sadar makan banyak trus perut mual berasa kudu muntah. 

.

Nah, kalau tingkatannya sudah overwhelmed akut misalnya gak total dalam mengerjakan sesuatu sehingga bikin kepikiran biasanya ngefek ke pola tidur. Saya masih tetap bisa tidur sore (gak insomnia), tetapi gak bisa deep sleep. Jadi dalam semalam bisa berkali-kali bangun dengan pikiran yang sama bahkan sampai kebawa mimpi.

.

Sedih gak sih kalau sampai begini? Karena bangun pagi gak bisa seger, trus efeknya mual-mual dipagi hari. Yes, saya kalo kurang tidur itu pagi mesti mual.

 

3 kejadian kecil yang bikin overwhelmed 1-2 minggu ini

 

Kejadian pertama karena ada perubahan Struktur Organisasi baru dikantor per bulan Agustus kemarin, ada beberapa bagian yang dimerger dan dirampingkan termasuk bagian saya. Ketika beberapa teman lain sudah mendapatkan SK baru dan tempat baru, saya masih belum dapat. Sempet mikir kalau dipindah ke cabang, atau dipindah ke biro. Jujur saya gak siap, karena sudah terlalu berada di zona nyaman bagian yang sekarang tuh. Sampe overthingkin berhari-hari mikir yang enggak-enggak, pusing akutuh. Alhamdulillah seminggu yang lalu mendapatkan SK baru ditempatkan tetap di kantor Gresik cuma beda tempat aja. Hihihi…

.

Yang kedua sebulan belakangan ini di HO terjadi pertambahan karyawan yang terinfeksi covid, puncaknya minggu kemarin di lantai 1 sampai lockdown karena jumlah positif lumayan. Ya meskipun saya kerjanya di pabrik tapi kan tetep worry, siapa tau gak sengaja kontak dari perantara apa gimana karena masih dalam 1 lingkungan perusahaan. Tapi untungnya atasan saya mengambil kebijakan untuk wfh bergiliran, setidaknya waktu di kantor gak lama-lama lah.

.

Ketiga ku waswas ama dana darurat, karena sudah 5 bulan ini pemasukan gak full kayak biasanya termasuk awal bulan ini syok liat payroll masih setengah dari biasanya. Dan untuk menambal pengeluaran tetap tiap bulan akhirnya mesti ambil dana darurat. Ini saya gak bisa cerita detail mbak put, pokoknya intinya begitulah. Tapi saya percaya Allah Maha Kaya dan rizki sudah diatur.

 

Kejadian besar dalam 10 tahun terakhir yang membuat gelisah/depresi

 

Mungkin yang saya alami ini banyak dialami oleh ibu-ibu baru lainnya, tapi sungguh seumur hidup saya baru kali ini merasa bersalah banget hingga stress. Bukan stress kayak orang gila sih, tapi stress bingung harus ngapain, bener-bener kayak orang bego padahal harusnya mesti gercep.

.

Kejadiannya 3 tahun lalu saat baru melahirkan Echa, selama saya hamil saya tuh bukan orang yang males belajar (ampe sekarang kan :p) jadi mulai baca-baca buku, ikut grup sharing asi mpasi ampe ikut workshop dan seminar online offline gitu. Tapi memang kenyataan tak semudah harapan, saya melahirkan secara SC karena degenerasi retina dan qadarullah asi saya gak langsung keluar. Sebagai ibu baru dan idealis saya gak mau bayi saya minum sufor akhirnya 3 hari di RS gak minum karena ASI saya blm kluar. Hingga hari ke 5 coba saya pumping terus cuma keluar icrit-icrit basahin pantat botol, pantes aja anak saya nangis terus.

.

Akhirnya sama ibuk dibeliin sufor trus diminumin pake pipet karena kasihan, gak peduli sama bilang gak boleh. Sampai pas seminggu setelah lahiran waktunya kontrol ke dokter anak ternyata berat badannya turun banyak, dari 3kg ke 2,6kg. Mana kuning dan harus disinar juga, saya dimarahin dokter pisan. Jeder gitu rasanya, sungguh saya seperti orang bego.

.

Sikap idealis bikin anak saya menderita, padahal emang kenyataannya asi belum banyak dan anak butuh minum. Dari setelah kejadian itu saya pumping kayak orang gila, per 2 jam sekali pake alarm karena saya pingin menebus kesalahan saya. Echa masih nyusu langsung juga tapi saya takut kalo dia gak kenyang, perasaan bersalah gede banget saat itu.

.

Seiring berjalannya waktu Echa bisa full asi, karena emaknya agak gila bonding ama pompa dan corong melulu. Alhamdulillah sampai 20 bulan dia bisa asi, meskipun nenen cuma mau ampe 9 bulan aja. Kejadian ini masih membekas banget ampe sekarang, saya berjanji kalau punya anak kedua gak akan jadi orang bodoh dan keras kepala kayak kemarin. Semoga, soon...

 

Uraikanlah muatan/beban jiwa yang selama ini dirasakan

 

Jujur saya ngerjain no. 4 ini yang paling lama, dimulai dari hari Jumat malam dibantuin Echa guntingi kertas, berlanjut Sabtu pagi bangun tidur nulis hingga 70an beban jiwa. Efeknya dahsyat banget, pusing kepala saya ngeluarin sekian banyak beban jiwa tuh. Karena udah gak sanggup lagi, saya pilih rehat. Kemudian Minggu pagi setelah masak saya keluarin kembali beban jiwa yang kalau ditotal jumlahnya lebih dari 100 lembar kertas.

.

Saya bikin 1 lembar jadi 16 potong, sengaja kecil biar bisa dimasukan ke pouch. Kemarin saya gunting 8 lembar dan sisa dikit gak sampai sepuluh. Gambar dibawah ini saya masih nulis 70an, Sabtu pagi sempet dijembrengin di meja makan.

 




Dan ini isi pouch nya, lebih dari seratus beban jiwa. Rasanya gimana nulis beban jiwa? Gak nyangka aja, saya yang kelihatannya baik-baik saja ternyata menyimpan beban sebanyak ini dan berhasil dituliskan. Entah mungkin ini belum semua, tapi yang terpikirkan di saya segini.

 

 

Terima kasih mbak put sudah baca jurnal saya yang kebanyakan curhatnya, mohon maaf kalau kepanjangan ya. Cuma saya kalo cerita sepotong-sepotong suka takut yang baca gak ngerti detailnya. Semoga dengan materi menata jiwa saya bisa lebih baik dan berdamai dengan diri sendiri.

.

.

.

(maaf gak dikasih tag karena biar gak banyak yang baca J)

@cuedil

121020

 

 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tahap Kupu-Kupu : Jurnal Ketujuh

Tahap Kupu-Kupu : Jurnal Pekan Ketujuh Surat Untuk Mentor Surat Untuk Mente 1 ...