KLASTER 3 - HALAMAN RUMAH
Gimana rasanya udah sampe Minggu ke 15 yang artinya jadi minggu terakhir
dalam berbenah rumah? Rasanya nano-nano kayak permen itu, senang karena rumah
mulai kelihatan berbeda gak kayak dulu nunggu Sabtu Minggu buat berbenah, sedih
karena sebentar lagi harus menyudahi kebersamaan dengan teman-teman dan mbak
Indri fasil tercinta. Yang jelas terima kasih banyak untuk segala bentuk
dukungan saya bisa survive dan struggle dalam menjalani perkuliahan selama
hampir 4bulan ini. Gemari Pratama adalah kuliah online kedua saya setelah
Matrikulasi Ibu Profesional, namun kelas GP ini mempunyai durasi waktu yang
lebih panjang dan lebih aplikable dalam mengerjakan tugas dari minggu ke
minggu.
.
Kembali lagi ke task 15 denk, yaitu tentang halaman rumah yang
alhamdulillah di rumah kami masih memiliki halaman. Kan jaman sekarang banyak
perumahan dibangun “ngepres” sama jalan ndak punya taman bahkan resapan, bahkan
ada juga yang sampe gak punya garasi parkir di depan rumah. Beruntungnya saat
saya beli dan mentouch-up rumah (belum direnov, cuma dikasih pagar dan bikin
dapur), segala sesuatu saya pikirkan dengan matang mulai dari carport untuk
mobil walaupun waktu itu belum punya mobil, tandon tanam dan tandon atas karena
di Gresik susah air jadi tandon harus besar, dan juga persiapan taman sepetak
untuk ijo-ijoan dan refresh udara.
Taman depan rumah yang seuprit
.
Berbenah Minggu ini agak-agak tricky, alias saya bingung apanya yang
dibenahi karena menurut saya clutter di halaman ada diatas jendela dan toolsbox
bapake aja. Jadi sebenarnya dengan mendeclutter kedua barang ini sudah cukup.
Tapi kenyataan mata, ada saja yang kurang-kurang alias main perasaan. Perasaan
kok rumputnya kurang rata dan pitak ya, perasaan kok nata pot nya gak simetri
sih, perasaan ini taneman kok itu-itu aja dan lain-lain. Jadi bingung sendiri
mau diapain ini halaman depan rumah, dan berujung saya beres-beres aja dan
dibersihin daripada bingung malah gak ada progres nanti.
Keadaan actual rumput pitak-pitak
.
Dan setelah mencoba berbenah halaman rumah akhirnya kumenyadari banyak hal,
ternyata ada beberapa hambatan yang menghadang (ceileh bahasanya) yaitu :
a. Rumput di taman
pitak-pitak dan ada yang kering, hal ini disebabkan karena banyaknya bebatuan
di area taman dan musim kemarau yang lumayan panjang kemarin. Jadinya rumput
gajah mini di taman terlihat mengenaskan. Huhuhu...
b. Tempat penyimpanan
terbatas, hanya ada 1 toolsbox dan ditempatkan di area/rak yang tidak berkanopi
sehingga kehujanan. Ini juga saya kebingungan awalnya mau naruh mana, akhirnya
ditaruh diatas kotak pompa air.
c. Area yang berkanopi hanya
setengah dari halaman yaitu carpot untuk mobil, sisanya tidak karena taman dan
rumah membutuhkan sinar matahari. Tapi efeknya ke sepeda motor 2 buah yang
salah satunya kalo hujan jadi kehujanan/ditutup terpal
d. Tidak adanya area jemuran
di belakang rumah, sehingga taman juga difungsikan sebagi tempat jemur baju
dengan menggunakan jemuran portable/yang bisa dipindah dan didorong yang
penempatannya mengikuti sinar matahari (masih di area halaman rumah)
.
Dari beberapa hambatan diatas, tentunya butuh strategi penyelesaian biar
lebih tertata dan nampak rapi halaman rumah. Gimanapun fasad depan rumah adalah
first impression orang lewat, biar ndak keliatan kumuh ato berantakan.
a. Untuk rumput yang
pitak-pitak,akhirnya beli lagi 2 meter dan di re-plant. Mayan lah mumpung musim penghujan, semoga bisa numbuh subur, biar ndak rumput tetangga aja yg lebih hijau :D
Rumput di re-plant
b. Untuk toolbox yang
keujanan karena ditaruh di rak yang tidak berkanopi, langkah selanjutnya
ditaruh diatas cor-coran pompa air saja. Awalnya disini cuma ada box keset yang
sedang tidak dipakai/setelah dicuci dan pot bunga, sehingga diswitch aja biar
tools bapake gak karatan/jamuren gara-gara sering keujanan
Toolbox dan alat kebersihan ditaruh di pojokan teras
c. Carport dalam waktu dekat
belum ada pikiran/keinginan untuk dibikin full semua, karena selain agar sinar
matahari bisa masuk kedalam rumah juga tanaman diteras/taman masih butuh
matahari. Karena motor yang sering dipakae cuma satu, yang satunya dipepetin
mobil biar ndak keujanan kalo ditinggal kerja. Nah nanti kalo dua-duanya
dirumah dibeliin sarung motor aja biar gak basah/kotor kena ujan
d. Kalo jemuran baju ini
udah ndak ada space lagi jadi mau ndak mau ya harus ditaman, solusinya nyuci
baju sering-sering aja biar gak numpur/buanyak jemurannya. Jadi 1 jemuran
portable aja cukup buat jemur, plus kalo cuci sore jadi jemur malem pagi udah
kering deh.
Jemuran di hari Minggu yang penuh
.
Untuk R A S A mari kita breakdown satu per satu apakah sudah dipenuhi semua
atau belum, berikut prinsip RASA menurut saya untuk halaman rumah :
Rapi dan Teratur
Setidaknya semua barang sudah punya tempat masing-masing sehingga tidak ada
yang berserakan. Pot-pot didepan pagar juga ditata agar lebih rapi meskipun
bentuk pot dan jenis bunga nya berbeda beda. Ada pot tempel dan pot gantung
yang kesemuanya ditata di tempat berbeda-beda sehingga tidak terlihat penuh di
1 sisi saja.
Aman dan Nyaman
Mobil dan motor diparkir di dalam pagar (carport) saat malam hari pun terkunci,
tidak kehujanan meskipun ada 1 motor yang kalo hujan deras terkena hujan tapi
selalu saya usahakan ditutupi. Toh motor 1 ini seringnya dipinjam tetangga,
jadi parkirnya pun dirumah tetangga.
Peletakan jemuran juga meskipun didepan rumah, selalu saya usahakan
menjemur baju di malam hari dan tidak banyak-banyak agar tidak mengganggu
pemandangan. Satu jemuran portable ini cukup, apalagi kalau hujan bisa digeser
ke teras.
Sehat dan Bersih
Teras dan halaman selalu disapu setiap hari, bahkan sampai ke depan pagar
juga serta tempat sampah didepan rumah. Oh ya, tempat sampah ini cuma keranjang
saja tidak bertutup karena memang saya jarang sekali membuang sampah disini.
Sisa konsumsi selain dipilah dan diolah yang benar-benar menjadi residu saya
usahakan langsung buang ke TPS saat berangkat kerja, karena saya ndak suka ada
sampah didepan rumah. Belum lagi kalo diacak-acak kucing liar ato tikus got,
duh bisa tambah berasep deh mamak ini. Walaupun ada tukang sampah yang
mengambil sampah 2x seminggu, tapi saya tetap memilih membuang sendiri sampah
residu karena cuma sedikit dan biasanya sminggu juga sekali aja.
Alami dan Berkelanjutan
Alhamdulillah dirumah sudah membuat komposter ember untuk sisa konsumsi
organik nabati, yang hewani saya kasihkan kucing liar saja. Pembuatan lubang
biopori belum bisa direalisasikan karena taman itu ada tandon tanam sehingga
tidak bisa dibuat lubang biopori. Kalo mau bikin bisa di jalan depan karena paving,
cuma belum ijin RT/RW ndak berani.
Selain membuat komposter juga menanam tanaman hijau adalah langkah saya
agar udara bersih dan ada cadangan oksigen di rumah.
.
Cara mempercantik halaman rumah ala saya adalah membuat taman ala-ala
karena kalo disemen semua gak ada sentuhan alaminya, dan rumah yang sehat itu
adalah rumah yang ada sirkulasi oksigen dengan baik. Berikut beberapa langkah
mempercantik rumah saya :
· Letakkan beberapa tanaman
indoor diteras atau bisa juga tanaman yang butuh sedikit cahaya matahari ex :
calathea, paku-pakuan, sirih-sirihan
· Taruh bangku/kursi santai
di teras untuk sekedar nunggu tukang sayur atau memakai sepatu
Tampilan teras rumah
· Bikin taman kecil didepan
rumah, tidak perlu tanaman-tanaman mahal. Hasil barter/adopsi tanaman tetangga
dan teman pun gakpapa
Rak untuk tempat pot bunga menambah kesan asri
· Jika lahan terlalu kecil,
bisa buat vertikal garden. Saya bikin cor-coran pot di space dinding yang
kosong untuk jadi taman vertikal
· Tambahkan rumput agar
sejauh mata memandang terlihat hijau, cuma perawatan rumput gajah mini seperti
dirumah saya ini lumayan susah-susah gampang
· Kalau didepan pagar masih
ada space (bukan jalan) bisa diletakkan beberapa pot bunga agar tidak terlihat
kosong
· Untuk mempercantik
tembok, ditambahkan nomor rumah, tulisan salam dan beberapa tanaman gantung
Nomor rumah dan tanaman gantung
· Menanam tanaman konsumsi
juga bisa di halaman rumah, seperti saya bahkan menanam tomat, cabe dan
kangkung didepan rumah. Kan lumayan bisa dipetik untuk konsumsi pribadi juga
.
Sebelum saya selesaikan tugas ini, saya mohon
maaf dulu ya mbak Indri ternyata schedule yang saya buat di task 5 dulu ada
yang belum bisa saya kerjakan. Yaitu gudang yang sampai minggu ini belum
tersentuh, rencana saya saat libur akhir tahun kemarin. Kenyataannya saya
pulang kampung karena ibu abis umroh, dan minggu selanjutnya saya tepar alias
sakit orang serumah juga. Jadi insya Allah untuk gudang akan saya (dan suami)
kerjakan minggu depan ato minggu depannya lagi saat weekend. Gudang ini saya
ndak bisa kerjakan sendiri karena saya gak bisa naik ketas, kan tangganya harus
pake tangga A yang bikin saya deg-degan.
.
Finally, muakasih kepada semua pihak yang
sudah mendukung saya sampai ke titik ini. Dari Dila yang freak sama kerapian
tapi suka ngomel-ngomel jadi orang yang berusaha melakukan habit berbenah
terus-menerus. Makasih ya mbak Indri fasil kesayangan untuk
semangat-semangatnya, teman-teman sekelas yang selalu meramaikan dan
menyemangati, pak suami dan Echa yang kooperatif dan mendukung perjalanan saya
dalam berbenah dan cibiran netijen yang bilang kalo punya anak kecil rumah gak
bisa rapi, nyinyiran kalian sungguh mendukung saya untuk berbenah. See you when
I see you di kelas lainnya.
.
.
.
#Task15GP
#GP2
#GP2Kelas2
#angkatan2
#klaster3
#gemarihalaman
#menatadirimenatanegeri
#gemariclass
#metodegemarrapi
#indonesiarapi
#serapiitu
#segemariitu
#RASA
#GP2
#GP2Kelas2
#angkatan2
#klaster3
#gemarihalaman
#menatadirimenatanegeri
#gemariclass
#metodegemarrapi
#indonesiarapi
#serapiitu
#segemariitu
#RASA
@cue_dil
Saya baper
loh nulis tugas ini, karena pasti kangen nulis tugas diblog
Sumber
Bacaan :
_Materi
Klaster 3, Halam Rumah, Gemar Rapi, 2020_
_Foto-foto dokumentasi pribadi, 2
Tidak ada komentar:
Posting Komentar