Bismillah...
.
Tahun 2019 adalah
tahun belajar untuk saya, yap karena resolusi di tahun ini ingin menjadi istri
dan ibu yang lebih baik sehingga saya memutuskan untuk mencari ilmu
sebanyak-banyaknya. Sampailah pada pendaftaran di IIP sebagai salah satu jalan
untuk mencari ilmu. Setelah melewati kelas foundation, saya berlanjut ke kelas
Matrikulasi yang merupakan kelas awal, kelas penyamaan pikiran dan visi misi di
komunitas Ibu Profesional. Sehingga kami seluruh mahasiswi nantinya mempunyai bekal
yang sama untuk melanjutkan ke kelas Bunda Saya, Bunda Cekatan, Bunda Produktif
dan Bunda Sholehah.
.
Nah, di kelas
Matrikulasi ini ada 9 pekan materi dengan 9 NHW atau Nice Homework. Dari
namanya yang Nice tugas ini memang benar-benar bagus karena semuanya tentang
diri kita, tidak ada salah dan benar dalam mengerjakan. Dan kesemuanya
semata-mata untuk menggali diri kita sehingga menjadi pribadi yang lebih baik
lagi kedepannya.
.
Materi 1 tentang
Adab Sebelum Ilmu, yang berisikan tentang adab menuntut ilmu, terhadap diri
sendiri, guru dan sumber ilmu. Sungguh sesuatu yang membuka hati saya, bahwa
selama ini saya belajar dan mencari ilmu apakah sudah mengedepankan adab, atau
semata-mata hanya mencari manfaat dari ilmu itu sendiri. Semoga hal ini
memberikan perubahan kepada diri saya.
.
Universitas
Kehidupan, adalah tempat pembelajaran kita sesungguhnya. Dari kita lahir sampai
nanti kita meninggal dan menyandang gelar Alm. Sesuatu yang saya percaya,
bahkan segala yang terjadi baik itu rintangan maupun kebahagiaan pada hidup
saya adalah semuanya ketentuan Allah, dan manusia hanya dapat mengusahakan apa
yang terbaik untuk dirinya. Selama 28 tahun hidup di dunia ini, belum pernah
saya mencari tau tujuan hidup saya, saya hanya sekedar hidup melaksanakan
kewajiban kepada Sang Pencipta, dan melakukan hal-hal yang terbaik untuk saya
sendiri. Dengan adanya tugas pada NHW1 ini membuat saya merenung, bermuhasabah
apa tujuan saya dan apa yang saya cari di dunia ini sebenarnya.
.
Lalu bertemulah
saya pada 1 titik balik kehidupan saya, 3 tahun lalu disaat saya memutuskan
untuk menikah, menyempurnakan separuh agama, patuh dan taat pada laki-laki yang sebelumnya
saya belum kenal, yaitu menikah. Dan 2 tahun yang lalu, saat Allah memberikan
saya kepercayaan untuk menjadi wanita yang sempurna, mempunyai panggilan baru “IBU”.
Inilah puncaknya, saya diciptakan untuk bermanfaat kepada orang lain,
setidaknya untuk suami dan anak saya. Karena anak adalah investasi terbaik
dalam hidup, dan kelak di akhirat akan dimintai pertanggungjawaban kita dalam hal mendidik mereka. Masa lalu yang
kurang bekal ilmu dunia dan akhirat (naudzubillah) membuat saya merasa kosong,
saya butuh belajar, saya butuh tau lebih banyak, saya butuh sekolah lagi.
Sehingga saya memerlukan sekolah (belajar) di Universitas Kehidupan pada
jurusan Management Keluarga. Jurusan ini meliputi management
terhadap agama, keuangan, waktu dan juga
parenting.
.
Kenapa Management
Keluarga ini penting, karena menjadi istri dan orang tua itu tidak ada
sekolahnya. Semuanya dipelajari secara otodidak, learning by doing dari praktek
kita sehari hari. Bahkan buku –buku tentang kehidupan pernikahan tidaklah sama
dengan aktual yang kita hadapi di lapangan. Karena setiap keluarga satu dan
lainnya berbeda, yang tau keluarga kita adalah anggotanya, dan yang tau
treatment terbaik juga kita sebagai anggota keluarga tersebut. Karena kelak di
akhirat, saya ingin berkumpul kembali dengan keluarga saya, dengan suami dan
anak-anak saya. Sehingga saya harus belajar memperbaiki diri, memperbaiki
keluarga kami kearah yang lebih baik setiap harinya. Semoga doa saya ini
didengar oleh Allah. Aamiin...
.
Mencari ilmu pada
jurusan management keluarga sebenarnya sangat banyak caranya, ada beberapa hal
yang sudah mulai saya lakukan dan saya rencanakan akan lakukan, yaitu :
- Mengikuti
majelis/pengajian untuk lebih memperdalam ilmu Islam, berkumpul dengan
orang-orang yang sholeh sehingga kita ikut serta dalam kebaikan.
- Membaca/belajar
dari Al Quran dan Hadist, serta buku-buku agama dan mengamalkannya dalam
kehidupan sehari-hari
- Membaca
buku , artikel dan website tentang management keuangan dan diimplementasikan
dalam prakteknya, serta bertanya kepada orang yang kita lihat pengaturan
keuangannya sudah baik
- Membaca
buku, website tentang perkembangan ilmu parenting terkini, dan juga berdiskusi
dengan orang lain yang sudah berhasil dalam mendidik anak-anaknya
- Mengikuti
seminar baik offline maupun online tentang ilmu parenting (insyallah tahun ini
saya akan mengikuti workshop montessori)
- Mengikuti
kelas di IIP dengan sepenuh hati dan diimplementasikan dalam kehidupan
sehari-hari.
.
Dalam mencari ilmu, tentulah kita harus mengedepankan adab-adabnya. Agar
ilmu yang kita dapatkan memperoleh keberkahan dan bisa berguna untuk diri kita
dan bahkan orang lain. Perubahan-perubahan sikap yang harus saya perbaiki dalam
proses mencari ilmu tersebut diantaranya :
- Membersihkan
hati
Hati yang bersih adalah sumber
dari kebahagiaan, begitu juga dengan ilmu. Akan mudah menyerap pada hati yang
bersih dan insyallah barokah.
- Menghindari
sikap sudah tau/sudah mengerti
Kalau kata fasilitator di IIP “kosongkan
gelas, buka tutupnya dan kita isi bersama-sama dengan hal yang baik” sehingga
kita perlu menghilangkan sikap seakan kita sudah tau ilmu yang akan kita
dapatkan. Merasa tidak tau, akan membuat kita terus haus akan ilmu dan terus
belajar
- Sabar
dan istiqomah dalam mencari ilmu
Ini yang mudah dituliskan namun susah
dilakukan, istiqomah atau melakukan terus-menerus tanpa patah semangat. Karena
ilmu itu bisa datang darimana saja dan akan terus kita cari sampai nanti
akhirnya kita tutup usia
.
Akhirnya, semoga
apa yang saya tuliskan hari ini bisa menjadi suatu awal dari perubahan hidup
saya. Menjadikan saya pribadi orang yang lebih baik untuk setiap harinya.
.
.
.
@cue_dil
310119
Berasal dari
perenungan sampai tengah malam, dan ditulis disela-sela hecticnya pekerjaan
karena ada kunjungan dari Kementrian .