Jumat, 27 September 2019

Aldila_Task Lecture 1

Task 1 - Gemari Pratama Angkatan 2




Bismillahirrohmanirrohim...

Selamat pagi, eh saya pas nulis ini pas pagi sih..perkenalkan mbak Indri, saya Aldila Ningtyas yang biasa dipanggil Dila. Seorang istri, ibu dari toddler berusia 32 bulan bernama Echa dan juga bekerja di sebuah perusahaan BUMN di kota Gresik sebagai seorang engineer. Keseharian saya dari pagi sampai sore bekerja, malam hari jadi guru sekolah untuk Echa dan belajar melalui kulwhap atau kelas online seperti gemari ini. Saat saya dan suami bekerja, Echa bersama dengan ART yang pulang pada sore hari. Tugas ART saya selain “momong” Echa juga nyapu, ngepel dan setrika baju. Untuk cuci baju saya lakukan sendiri sore hari, dan masak di pagi hari karena saya dan suami juga “geng bekal”.
.
Saya termasuk orang yang rapi dan risih kalau ada barang-barang yang tidak pada tempatnya, hal ini kebalikan dari suami saya yang lebih suka menaruh barang seenaknya dan juga “menimbun” barang. Yap, menimbun karena tiap saya mau buang/singkirkan selalu dijawab masih perlu, entah kapan perlunya juga gak jelas. Nah, akhirnya saya jadi lebih emosional masalah ini, sering ngomel, berkali-kali mengingatkan dan juga kalau udah mentok saya buang-buangin yang kira-kira emang udah gak berguna. Sebel banget soalnya ngeliat gudang atau kotak tools gampang penuh keisi sama ember cat, kuas bekas ato bahkan jas hujan sobek yang “katanya” mau ditambal.
.
Hal itu pula yang mendasari saya untuk ikut kelas gemari ini, rumah saya rapi iya, bersih iya juga dibandingkan rumah-rumah tetangga. Tapi entah kenapa tetap ada rasa tidak puas karena tidak simple, memang saya kepingin hidup minimalis tanpa banyak barang karena rumah saya ndak luas. Di Task pertama ini, Kenapa Harus Berbenah ? Jawabannya karena rumah saya penuh dan sepertinya kekurangan space, kan ya ndak mungkin saya beli rumah lagi yang besaran namun barangnya yang harus dikurangi. Hehehe...
.
Untuk mengidentifikasi clutter yang ada dirumah saya, akan saya detailkan dari satu per satu ruangan. Kebetulan kemarin sempat foto jadi nulis sambil lihat penampakannya, gak abstrak ngawang-ngawang. Sebelumnya, dibawah ini adalah foto fasad rumah saya yang berada di perumahan dengan luas tanah 72 m2 dan luas bangunan 50 m2 ukuran 6 x 12 m. Rumah sederhana dengan sedikit taman, disaat hampir semua tetangga memangkas tamannya untuk dijadikan ruang tamu tapi saya memilih tetap mempertahankannya karena resapan dan ruang hijau itu penting. Selain itu pak suami juga hobi berkebun, kasihan kalau tidak punya lahan dan juga kami sedang belajar urban farming.
.
1.         Depan Rumah
Keliatan gak kalo didepan rumah aja sudah ada clutter yang terpampang nyata? Yup, diatas jendela itu ada sampah. Itu tidak lain tidak bukan kerjaan bapaknya, yang seperti saya bilang diatas semua-muanya disimpenin katanya nanti kepake. Disitu ada kaleng cat, tutup box dan entah apalagi saya juga gak tau. Itu clutter yang tidak sedap dipandang mata, padahal gak ada manfaatnya dan tempatnya bukan disitu kalaupun mau menyimpan.

Clutter kedua, ada storage box yang gak bisa ditutup karena kepenuhan. Setelah saya buka isinya ternyata ada kabel, rafia gulungan, kuas-kuas cat bekas dan macem-macem barang pertukangan sekali pake. Storage box ini bekas tempat baju Echa jaman bayi, memang saya alihfungsikan untuk menyimpan tools suami. Yang bikin barang-barang ini menumpuk karena pak suami enggan memilah mana yang nanti kepakai dan mana yang sudah tidak terpakai, sehingga storage box gampang penuh dan gak rapi.


2.         Ruang Tamu

Hanya ada 1 ruangan dirumah kami yang mempunyai 3 fungsi, karena rumahnya seuprit jadi harus bisa dimaksimalkan. Menjadi ruang tamu sekaligus ruang keluarga, ruang makan dan pojok bermain untuk Echa. Ruangan ini harus terlihat rapi karena display kalau ada tamu kerumah, dan saya selalu mengusahakan semua barang dirumah mempunyai rumah/tempatnya agar tidak berantakan.

Kalau menurut suami, yang malah terlihat clutter adalah box penyimpanan mainan Echa karena numpuk-numpuk diatas rak. Saya menerapkan montessori untuk metode pengajaran ke Echa, jadi mainan yg ada pada menu belajar minggu itu yang ada di tray dan selebihnya saya simpan didalam box. Dampak dari clutter box diatas rak selain kurang estetik juga bahaya kalo dipanjat Echa, soalnya dia sering kepo pingin mainan selain menu belajarnya dan ambil kursi mau manjat.

Clutter lainnya adalah jajanan kaleng diatas meja makan, ada beberapa kaleng yang sudah lama disitu karena sekeluarga kurang suka ngemil dan jajanan kayak gitu. Dampaknya ini kalau dibiarin dan gak sadar tau-tau udah kadaluarsa nanti, mungkin besok-besok kalau ada anak tetangga main langsung dikasihin aja sepuasnya.

3.         Kamar Echa

Kamar depan yaitu kamar Echa adalah tempat tidur sekeluarga, diisi 2 kasur, 1 drawer dan 1 rak buku. Ada 2 clutter yang terlihat, yaitu buku yang penataannya kurang rapi dan tidak seragam dan boneka yang sampai sekarang saya bingung naruh dimana yang berakhir ada dimana-mana.
Buku ini kayaknya perlu di-declutter, karena raknya udah kepenuhan dan masih ada 1 storage lagi buku-buku yang masih utuh plastikan. Ini penyakit nih karena kepingin punya perpustakaan jadi suka kalap beli buku, tapi sementara ini ditahan dulu karena masih banyak yang belum terbaca. Kemarin sempet mau ganti rak buku yang lebih besar, tapi kata suami kalau mau ganti rak ya rak yang ada dikeluarin dulu. Nah karena belum ada yang nampung, sampai sekarang masih bertahan dengan rak 3 x 3.

4.         Kamar Utama

Karena saya dan suami kalau malam masih tidur bareng sama Echa, kamar utama sampai sekarang belum terpakai. Fungsinya malah beralih jadi tempat baju abis dicuci atau baju abis disetrika namun belum dimasukkan ke lemari. Nah, baju-baju ini akhirnya malah jadi clutter yang berakibat kita jadi kesusahan mencari baju yang akan dipakai (karena numpuk) dan juga keliatan gak rapi.

Clutter kedua di kamar ini adalah isi dalam lemari, lemari baju dirumah hanya ada 1 yang saya pesan custom sehingga jadi lemari tanam. Cukup besar dengan ukuran 2 x 3 m mentok sampai plafon, karena rumah kecil sehingga satu lemari ini bisa menampung segala macam barang mulai dari baju, sprei, bedcover, tas sampai bantal guling. Namun, setelah berjalannya waktu malah saya merasa jadi sumber clutter, karena ukurannya yang besar sehingga tidak terasa kalau saya beli-beli baju dan gak terasa penuh padahal baju yang dipakai ya itu-itu saja.



5.         Dapur

Kitchenset di dapur juga saya pesan custom, disesuaikan dengan ukuran dapur yang kecil bak dapur senggol. Saya memang tidak suka ada barang yang tidak punya rumah, sehingga segala perintilan dapur pun masuk kedalam kitchenset ini. Memang dari luar terlihat rapi, tapi kalau saya buka dalamnya wah segala macam belum tertata rapi. Bahan makanan hasil belanja bulanan saja saya masukkan jadi 1 di storage box terus saya masukkan kitchenset. Ini PR terbesar saya untuk lebih mengorganise isi dalam kitchenset agar lebih mudah dalam mengambil dan mencari barang.


6.         Gudang

Ingat perkataan mbak Indri saat diskusi materi kemarin, kalau semua barang dimaksimalkan penggunaannya untuk apa dibuat gudang. Nah, ruangan diatas kamar mandi dirumah ini yang digunakan oleh kami untuk gudang menyimpan barang-barang yang sudah tidak terpakai atau suatu saat akan terpakai. Bahkan isi digudang atas itu ada apa saja saya lupa loh, cuma ingat ada barang-barang bayi Echa seperti bouncer, pompa asi, diapersbag, coolerbag, baju-baju, koper travelling, dan juga ada magicom lama, toples-toples besar dan lain-lain saya gak tau. Sebanyak ini tentu menjadi clutter karena tidak dimanfaatkan dengan baik dan berakibat menjadi barang bekas tak bernilai.
       Secara garis besar, clutter yang ada dirumah kami adalah :

Clutter
Penyebab
Dampak
Barang tidak terpakai diatas jendela
Suka menunpuk barang dan meletakkan tidak pada tempatnya
Terlihat kumuh
Menjadi sarang tikus/kecoa

Storage tools yang penuh
Menyimpan barang yang sudah tidak bisa dipakai
Tools tidak punya tempat dan tercecer
Box mainan yang menumpuk diatas rak
Tidak ada tempat menaruh box mainan
Kurang indah dipandang
Tidak aman kalau Echa memanjat untuk mengambil
Beberapa kaleng kue diatas meja makan
Tidak segera dimakan/ dibuka tetapi tidak dimakan
Akan kadaluarsa jika tidak segera dimakan
Buku yang menumpuk dan tidak ditata sesuai kategori di rak
Terlalu banyak buku di rak
Rak buku tidak mampu menampung
Buku tidak bermanfaat secara maksimal
Boneka yang ditaruh sembarangan
Tidak ada rak boneka/tempat menaruh boneka
Boneka berdebu dan sumber penyakit
Rumah terlihat penuh dan berantakan
Baju yang terlalu banyak menumpuk di lemari
Lemari yang terlalu besar sehingga tidak terasa
Kesulitan mengambil baju
Baju yang dipakai/dimanfaatkan tidak maksimal
Baju bersih yang ditumpuk di kasur
Baju setelah dicuci/disetrika tidak segera dimasukkan lemari
Kesulitan saat mencari baju yang akan dipakai
Alat masak dan perintilan dapur tidak tertata didalam kitchenset
Tidak ada pembagian space, peng-organise-an letak dalam kitchenset
Sulit untuk mencari barang yang akan dipakai
Tidak tahu kalau ada bahan makanan yang kadaluarsa/belum terpakai
Banyak barang di gudang atas yang tidak teridentifikasi
Semua barang yang sudah tidak dipakai/ sedang tidak dipakai diletakkan di gudang
Barang yang tidak dipakai menjadi rusak
Bisa menjadi sarang tikus dan kecoa
Konsumtif, karena berpotensi membeli barang lagi jika butuh. Padahal siapa tahu di gudang ada.

.
Setelah nanti saya belajar tentang gemar rapi dan mengimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari, apa sih yang ingin saya capai ? Ada beberapa point yang penting untuk saya :
·           Supaya hati dan pikiran tenang
Sikap saya yang agak perfeksionist dan selalu takut akan kebersihan dan kerapian membuat saya sendiri suka makan hati. Belum lagi kalau suami dan anak berantakan, ngomel-lah mamak ini. Jika semua barang berada pada tempatnya dan seluruh anggota keluarga gemar rapi kan hidup ini bisa tenang, tanpa takut berlebihan, tanpa marah yang tidak diperlukan.
·           Lebih mudah dalam mencari/mengambil barang yang diperlukan
Tumpukan barang yang tidak tertata/ tidak diletakkan pada tempat semestinya akan membuat penghuni rumah kesulitan untuk mencari barangnya, hal ini membuat waktu terbuang percuma. Sehingga semua barang harus ter-organise dengan baik agar lebih mudah mengambil barang dan manfaat pakai lebih maksimal
·           Rumah terlihat lapang tanpa tumpukan barang yang tidak diperlukan
Ini salah satu goal saya di tahun depan, Minimalist Lifestyle. Setelah goal di tahun 2018 adalah renovasi rumah dan mengisi rumah yang ternyata kebablasan, tahun ini mulai merasa gak nyaman karena ternyata banyak barang yang entah kapan mau dipakai atau malah udah gak kepake tapi masih disimpenin aja. Insya Allah dengan metode gemar rapi, saya bisa declutter dengan ikhlas dan barang lebih bisa dimanfaatkan dengan baik.
·           Terhindar dari penyakit
Sadar gak sih, saat banyak barang menumpuk atau tidak terpakai itu akan mendatangkan berbagai penyakit. Mulai dari debu yang tebel, sampe mengundang hewan untuk datang seperti kecoa, semut bahkan tikus. Nah, supaya gak kejadian jangan biarkan rumah berubah menjadi gudang yang tidak tertata. Dan ilmu gemar rapi ini yang dibutuhkan untuk membuat rumah berasa nyaman dan homey.
.
Kenapa kok saya ingin berbenah ? Ada 2 alasannya, yang pertama karena segala sesuatu akan dipertanggungjawabkan di akhirat dan yang kedua supaya hidup lebih tenang tanpa emosi berlebihan.

“Tidak akan bergeser dua telapak kaki seorang hamba pada hari kiamat sampai dia ditanya (dimintai pertanggungjawaban) tentang umurnya kemana dihabiskannya, tentang ilmunya bagaimana dia mengamalkannya, tentang hartanya; dari mana diperolehnya dan ke mana dibelanjakannya, serta tentang tubuhnya untuk apa digunakannya”.  (HR.  Tirmidzi)

Tentang hartanya, dari mana diperoleh dan kemana dihabiskan ini yang perlu dihighlight, seringkali saya membeli barang-barang yang manfaatnya tidak maksimal bahkan tidak benar-benar diperlukan. Barang-barang yang tidak bermanfaat akhirnya akan menjadi bagian perhitungan hisab di akhirat kelak. Astagfirullah, saya belum sepenuhnya baik dan bahkan ibadah belum maksimal, bagaimana jika ditambah hisab dari barang-barang ini. Sungguh saya ingin menjadi pribadi yang lebih baik daripada sekarang.
.
Materi pertama yang langsung nampol buat saya, ditambah materi suplemen yang membuat saya malu betapa saya tidak ada apa-apanya dibandingkan banyak orang hebat di dunia yang hidupnya sederhana. Semoga tetap istiqomah menjalani  16 minggu kelas Gemari Pratama dan membawa perubahan untuk saya pribadi dan keluarga.
.
.
.
cue_dil
27092019
ditulis dengan cepat keburu rapat, semua yang ada di pikiran langsung dituang



#Task1GP
#gemaripratama2
#angkatan2
#GP2kelas2
#menatadirimenatanegeri
#gemariclass
#metodegemarrapi
#berbenahalaIndonesia
#indonesiarapi
#serapiitu
#segemariitu

Kamis, 19 September 2019

Aldila_Pre Lecture GP Angkatan 2

Perasaan Menyambut Kelas Gemari Pratama Batch 2





Komunitas Gemar Rapi bukan sesuatu yang asing buat saya, karena saya udah follow ig nya lebih dari satu tahun yang lalu sejak masih mempunyai nama Konmari Indonesia. Saya memang tertarik dengan metode konmari ini, seni berbenah ala Jepang yang diperkenalkan oleh Marie Kondo. Saya yang cleanly freak ini selalu merasa lelah dan jenuh, beres-beres kok gak ada ujungnya, abis diberesin berantakan lagi, balik lagi. Dan gara-gara sering ngeliat postingan Gemar Rapi, sedikit banyak jadi "nyontek" deh, biar rumah rapi dan bersih agak awet.
.
Gak sampai disitu aja, awal tahun ini saat Gemar Rapi bikin kelas Gemari Pratama Batch 1 sebenernya saya kepo banget. Kepo kepingin ikutan dan apa saja yang akan diajarkan dikelas karena pasti beda kan kalo kelas dengan postingan IG saja. Namun, karena waktu itu saya juga lagi ikut kelas di komunitas lain maka niat untuk ikut kelas Gemari saya urungkan dulu, karena takut nanti gak ngatasi dan susah untuk bagi waktunya.
.
Nah, Agustus kemarin lihat postingan di IG Gemar Rapi ternyata lagi buka pendaftaran kelas Gemari Pratama untuk Batch 2, sempet galau juga sih ikut atau ndak ya. Memang sekarang lagi free ndak ada kelas lain, tapi ada kewajiban selain dirumah dan dikantor. Minta ijin ke pak suami, dan ternyata diijinkan untuk cari ilmu lagi. Yasudahlah jadi mantap buat daftar dan alhamdulillah diterima karena masih ada kuota.
.
Dan sekarang, saya masuk di Kelas 2 Gemari Pratama Batch 2 dengan fasilitator utama mbak Indri dan fasil pendamping mbak Ratih (yang sudah saya kenal sebelumnya karena 1 komunitas). Ada 40 siswa di kelas kami dan alhamdulillah sangat antusias sekali teman-teman semua. Saya seneng akhirnya bisa belajar berbenah, karena kalo cuma berbenah kayak saya sebelumnya seringnya malah bikin emosi. Ya gimana gak emosi kalo baru berbenah trus berantakan lagi, dan kadang ada rasa takut kalo rumah gak rapi. 
.
Semoga dengan mengikuti kelas ini saya bisa menjadi pribadi yang lebih baik, sebagai ibu dan istri juga tentunya. Dan lebih bisa mengatur emosi agar berbenah menjadi kegiatan yang menyenangkan. Kosongkan gelas, niat mencari ilmu, awali dengan Bismillah...insya Allah mendapatkan banyak manfaat dari kelas ini.
.
Oiya, pertanyaan terakhir belum dijawab denk. Orang yang menginspirasi untuk ikut kelas Gemari Pratama sih sebenernya gak ada, pure keinginan hati ingin belajar. Seperti cerita diatas, yang maunya daftar di batch 1 tapi urung karena sesuatu hal. Tapi saya pernah melihat postingan tugas adik kelas jaman kuliah pas dia ikut di Batch 1, seru gitu kayaknya ada before-after berbenah. Jadi gak sabar menanti materi 1 di minggu depan :D
.
.
.
#tugasgp2
#gemarrapi
#gemaripratama
#gemaripratama2
#kelasGP2-2
#menatadirimenatanegeri
#gemariclass
#metodegemarrapi
#berbenahalaindonesia
#indonesiarapi
#segemaritu

@cue_dil
ditulis nyambi kerjain kerjaan kantor
190919

Jumat, 13 September 2019

Aldila_Week 1

Make a Wish : Menulis Esai Impian




Gresik adalah kota tempat saya meraih mimpi awalnya, setelah lulus kuliah dan diterima bekerja disini. Tempat saya menemukan jodoh juga akhirnya, dan sekarang menjadi tempat tinggal saya (meskipun belum pindah KTP). Kenalan saya di kota Gresik tidak terlalu banyak, karena saya adalah pendatang yang merantau kesini 6 tahun lalu. Namun, melalui Ibu Profesional akhirnya saya banyak mendapatkan kenalan, teman bahkan saudara yang tidak hanya di Gresik, namun juga di Surabaya, Sidoarjo dan Mojokerto.
.
Saat ada informasi kalau tahun depan IP Surabaya Raya akan dipecah menjadi 3 regional, perasaan saya senang  sih karena nanti acara-acara yang biasanya terpusat di Surabaya jadi bisa ada di Gresik, lebih dekat dan tentunya bisa sering-sering ikutan. Tapi sedih juga pisah sama teman-teman rumbel yang tersebar di beberapa kota.  Kemudian ada info dari Divisi TnC untuk proses open recruitment calon pengurus IP regional baru, awalnya biasa aja gak ngeh juga nanti bakal ngapain.
.
Baru kepikiran pas di share di beberapa grup IP, waktu itu di share sama mbak farda di grup rumbel  Playdate Gresik ada info oprec dan kesan pesan pengurus IP Surabaya disitu kayak ada panggilan hati. Panggilan hati untuk berbagi, panggilan hati untuk memulai perubahan dan semoga di IP semua cita-cita saya bisa terealisasi. Membuat lebih banyak ibu berilmu, lebih banyak ibu aware tentang tumbuh kembang anak dan stimulasi dan meminimalkan mitos tentang ibu/anak yang baru lahir agar tidak ada lagi ibu-ibu yang babyblues karena shamming orang sekitar.
.
Kalo mau daftar jadi pengurus IP berarti kudu ijin sama pak suami sek, dan jawabannya sudah bisa ditebak selalu mendukung apapun pilihan saya selama itu untuk kebaikan dan saya bisa lebih berkembang. Yasudah langsung ngeprint surat ijin dan form buat dimintain ttd pak suami dan Echa, alhamdulillah lancar...tapi pas mau submit galau lagi. Galau mau apply di posisi mana, rasanya kok semua posisi itu ada komitment dan konsistensinya (yaiyalah). Setelah menimbang dan memikirkan akhirnya kupilih TnC, why oh why. Because this is my dream...yes, saya pingin kerja jadi HRD sebenernya atau namanya sekarang HC (Human Capital) tapi karena background pendidikan teknik jadinya gak bisa cross bidang. Mancep dari awal kerja sampe sekarang masih di Engineering, yasudah disyukuri saja.
.
Baru mantep submit form itu pas pendaftaran hari terakhir, pagi-pagi abis nyampe kantor langsung buka internet. Abis itu plong, yasudah ntar liat gimana selanjutnya udah gak mikir apa-apa lagi. Sampe bulan Agustus saya lumayan sibuk karena tiap minggu pulang kampung dan agenda 17an juga sampe kelupaan ini rekrutmentnya udah sampe mana. Malah sempet kepikiran kalo ndak diterima juga karena sampe sebulan belum ada kabar, karena diawal schedule rekruitment di Agustus dan September itu masuk masa magang.
.
Di suatu Jumat siang yang panas, tiba-tiba ada grup baru di WA namanya Kelas Enrichment batinku apalagi ini karena grup WA di hp udah ada buanyak. Setelah baca deskripsinya baru ngeh, ternyata grup ini untuk proses rekruitment pengurus IP pemekaran Surabaya Raya. Alhamdulillah...one step again menuju IP Gresik. Dan diumumkanlah nanti ada interview dengan dewan formatur, jadwal saya di hari Rabu pasan saya gak prepare apapun mau interview karena kerjaan dikantor lagi numpuk dan disambi nemenin Echa main.
.
Pertanyaan dari mbak Ayu dan mbak Kikin sederhana memang, namun jawabannya butuh pemikiran yang mendalam. Selain itu saya juga dikejar, tanya A jawab B tanya lagi C dst hahahaha...Abis interview baru ngakak, Ya Allah jawaban apa ini kok saya berasa dongdong gini. Semoga nilainya gak cuma dilihat dari interview deh, soalnya beneran saya gak puas sama jawaban saya sendiri. Trus abis interview itu belum ada pengumuman lagi, kecuali bikin essai ini dan family story.
.
Mari kita tunggu step selanjutnya, dan kalo ditanya kenapa sih kepingin jadi pengurus Ibu Profesional alasannya simple sih saya ingin lebih banyak ibu berilmu. Kenapa kok begitu?? Karena gak ada satupun sekolah jurusan menjadi ibu, apalagi menjadi ibu di jaman sekarang ini susah dengan arus teknologi yang sebegitu cepatnya. Kalo kita gak punya ilmu, gimana bisa mendidik anak-anak kita dengan baik dan berakhlak mulia.
.
Lewat komunitas Ibu Profesional, yang sekarang sudah mulai banyak dikenal oleh masyarakat luas saya ingin membuat seminar/sharing session/kelas offline untuk ibu-ibu dengan berbagai tema. Ndak Cuma buat member, tetapi juga untuk umum biar semakin banyak yang berilmu dan semoga lebih banyak yang tertarik ikut komunitas bergizi ini.
.
Dan juga menjadi wadah buat saya lebih banyak berbagi, entah dalam bentuk apapun agar apa yang saya miliki lebih bermanfaat. Saya gak pinter berbicara, susah juga merangkai kata, tetapi kalau diajak diskusi atau bercerita akan keluar semua kecerewetannya. Hehehe...Side job saya tuh jadi konsultan online temen-temen, entah temen SMP, SMA, kuliah maupun temen IG. Jawabin pertanyaan tentang anak dan seputar tumbuh kembangnya, karena saya sering berbagi lewat IG/story WA kemudian pada tanya dan jadi diskusi sekaligus menyambung silaturahmi kan.
.
Kedepannya semoga yang disemogakan bisa pelan-pelan terealisasi, dan niat baik ini diawali dengan Bismillah agar diijabah oleh Allah. Akhir kata, terima kasih untuk kesempatannya saya bisa menulis blog ini kembali menuliskan kata demi kata harapan dan impian.
.
.
.
cue_dil
12092019
ditulis saat menghadiri undangan opening pabrik baru


A Family Story:"HAE Family"





Nama keluarga kami adalah singkatan dari kami bertiga ayah dgn nama belakang Harianto, saya Aldila dan amazing Echa putri kami yang berusia 2 tahun 8 bulan. Saya dan suami sama-sama merantau di Gresik, tanpa ada saudara atau kenalan. Sehingga kami membangun support system, saling menguatkan satu sama lain. Dan hal ini yang akhirnya menjadi value dalam keluarga kami “Mendukung dalam kebaikan” , apapun yang suami saya lalukan, saya kerjakan dan Echa pilih akan kami dukung asalkan untuk menuju kebaikan dan ridho Allah swt.
.
Kami bekerja di sebuah perusahaan yang sama (salah satu BUMN di kota Gresik), saya di bagian engineering dan suami di bagian produksi. Saat saya bekerja, Echa diasuh oleh rewang pulang hari, namun makanan untuk sehari dan menu belajar mingguan juga sudah saya siapkan. Saya memang lumayan concern dengan pola makan anak, sehingga dari jaman mpasi sampai sekarang Echa selalu makan makanan rumah.
.
Di Gresik, kami tinggal di perumahan Kembangan Regency, sebuah perumahan baru di daerah Kebomas dengan warga yang mayoritas pasangan muda. Sehingga ikhtiar minim sampah yang saya lakukan, hobi berkebun suami dan pembelajaran montessori untuk Echa banyak mendapat dukungan dari lingkungan sekitar. Semoga kedepannya hal-hal baik yang bisa kami bagikan, semakin bisa berkembang.

Tahap Kupu-Kupu : Jurnal Ketujuh

Tahap Kupu-Kupu : Jurnal Pekan Ketujuh Surat Untuk Mentor Surat Untuk Mente 1 ...